Sosok.ID - Penganut teori bumi datar, 'Mad Mike' Hughes, tewas dalam upaya peluncuran roket uap buatannya sendiri.
Hughes yang dikenal sebagai sosok pemberani, meninggal pada Sabtu (22/2/2020) dalam upayanya menerbangkan roket ke langit.
Seperti dikutip Sosok.ID, dilansir dari Space.com, Selasa (25/2), Hughes (64) beusaha meluncurkan roket bertenaga uap buatanya, 5.000 kaki (1.524 meter) ke udara dari lokasi di dekat Barstow, California.
The Science Channel, yang berupaya memfilmkan upaya peluncuran tersebut sebagai bagian dari seri dokumenter "Hommade Astronauts," mengonfirmasi kematian Hughes.
"Pikiran dan doa kami ditujukan kepada keluarganya selama masa sulit ini," kata perwakilan Science Channel dalam sebuah pernyataan.
"Itu (menerbangkan roket) selalu menjadi mimpinya untuk dapat melakukan peluncuran ini, dan Sains ada di sana untuk mencatat perjalanannya." lanjutnya.
CNN menyebutkan bahwa kantor Sheriff County San Bernadino menanggapi kecelakaan roket fatal di Highway 247 di Barstow.
Kantor Sheriff tidak mengidentifikasi Hughes dalam sebuah pernyataan, hanya mengatakan bahwa pihak berwenang telah menyatakan, seorang pria tewas di lokasi kecelakaan roket.
The Science Channel kemudian mengkonfirmasi kematian Hughes.
Hughes telah berulang kali mencoba meluncurkan roket buatannya sendiri, dan ia berhasil melakukannya pada tahun 2018 silam. Saat itu, ia berhasil mencapai ketinggian maksimum hingga 1.875 kaki (572 m).
Baca Juga: Tak Sepenuhnya Baik, Ada Dampak Buruk Akibat Indonesia Dinyatakan Sebagai Negara Maju
Meskipun Hughes menderita vertebra terkompresi, tetapi ia masih bertujuan untuk meluncurkan roket ke jarak yang lebih tinggi.
Upayanya meluncurkan roket uap sempat gagal pada tahun 2019, sebab pemanas air yang digunakan roketnya rusak.
Di masa lalu, Hughes sempat mengatakan pada media bahwa ia adalah penganut teori bumi datar. Sehingga ia ingin melihat kelengkungan Bumi dengan matanya sendiri, lewat peluncuran roket uap.
Namun, kepada Space.com pada Agustus 2019, ia menyanggah berita tersebut.
Menurut Hughes, ia hanyalah seorang pria tua pemberani yang mendorong roket buatannya sendiri untuk terbang ke langit, bukan dengan tujuan membuktikan bahwa bumi itu datar.
"Meskipun aku percaya pada bumi datar, aku tidak pernah melakukan upaya untuk membuktikan itu." ungkapnya, dikutip dari Space.com.
"Bumi datar ini tidak ada hubungannya dengan peluncuran roket uap, tidak pernah berhasil, tidak akan pernah. Aku hanya seorang pemberani!" tambahnya.
Hughes menyampaikan, ia hanya ingin meluncurkan roketnya untuk menginspirasi orang lain.
Sekalipun ia hanya seorang rocketeer pemberani dan amatir, yang secara tragis harus meninggal dalam upaya peluncuran maha karyanya.
Hughes berusaha meluncurkan roketnya ke ketinggian 1,5 meter di udara di dekat Barstow, California.
Dia membangun roketnya sendiri dengan bantuan rekannya Waldo Stakes sebagai bagian dari pertunjukan seri dokumenter yang datang untuk mengabadikan momen sakral untuknya tersebut.
Menurut saksi di tempat peluncuran, Hughes terbang dengan roketnya, tetapi segera setelah itu, roket itu jatuh ke tanah.
Menurut Stakes yang berada di lokasi kejadian, Hughes terbunuh dalam acara tersebut. Ia jatuh sekitar pukul 1:52 malam. EST (1752 GMT), menurut Daily Press of Victorville.
Justin Chapman, seorang jurnalis lepas menyaksikan kecelakaan itu bersama istrinya.
Menurut Chapman, roket itu "tampaknya bergesekan dengan peralatan peluncuran, yang mungkin telah menghancurkan parasut yang melekat padanya," lapor AP, dikutip Sosok.ID, dilansir via Space.com.
Baca Juga: Nikahi Ibunya Sampai Miliki 5 Anak, Bocah Berusia 9 Tahun Ini Minta Ayahnya Jadi Saksi Pernikahan
Dalam keberhasilannya di tahun 2018, Hughes bahkan mengakui, bahwa aksinya terlalu riskan dan berbahaya untuk dilakukan.
"Itu hal yang berbahaya untuk dilakukan," kata Hughes.
"Sedikit saja kesalahan, bisa menjadi bencana besar." tambahnya.
Stakes dalam wawancaranya dengan media pada 2019 menyebutkan, peluncuran roket Hughes adalah kesepakatan 50-50.
"Ketika kamu naik ke dalam roket, ada kemungkinan 50% kamu tidak akan keluar dari roket itu." kata Stakes.
Tapi baginya, Mike Hughes pasti sudah tau soal itu, karena dia adalah pemberani.
"Mike adalah pemberani dan dia bersedia mengambil risiko." jelasnya.
Jadi, jika Hughes tahu betapa berbahayanya meluncurkan dirinya dalam roket ini dan sudah menderita dari pendaratan yang sulit sebelumnya, mengapa ia memilih untuk meluncurkan?
Setelah kecelakaan tragis ini, sebuah gagasan umum kembali di media. Orang-orang mengatakan bahwa Hughes diluncurkan untuk "membuktikan" bahwa Bumi itu datar, karena Hughes secara terbuka percaya pada sejumlah teori konspirasi, termasuk teori Bumi yang datar.
Tetapi, menurut Hughes, tidak ada ikatan antara konspirasi ini dan cintanya untuk meluncurkan roket.
Namun, dalam sebuah film dokumenter tahun 2017 tentang pemberani yang berjudul "Rocketman: Misi Mad Mike untuk Membuktikan Bumi Rata," Hughes menyatakan:
"Aku tidak akan mengambil kata orang lain untuk itu, atau NASA, atau terutama Elon Musk dengan SpaceX," kata Hughes.
"Aku akan membangun roketku sendiri di sini dan aku akan melihatnya (Bumi) dengan mataku sendiri seperti apa dunia tempat kita hidup." jelasnya.
Kini, upaya gagal Hughes mengantarkannya pada ajal, Selamat Tinggal Mike Hughes si Pemberani Pecinta Roket!
(*)