Lebih lanjut, Yulianto menjelaskan, sore itu juga semua proses terkait identifikasi korban dipindahkan dari Puskesmas Turi ke Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta.
Hal tersebut dilakukan mengingat alat-alat medis di RS Bhayangkara yang lebih memadai.
Melansir dari Kompas.com, walaupun sudah ditetapkan sebagai tersangka, tetapi Yulianto mengatakan IYA belum ditahan.
"Iya pembina. Dia juga sebagai guru di SMP itu. Belum (penahanan), kita masih melakukan pemeriksaan sebagai tersangka. Apakah nanti ditahan atau tidak, kita lihat pertimbangan dari penyidik," ucap Yuliyanto.
Terkait adanya tersangka tambahan, polisi masih akan melihat dari hasil pemeriksaan terhadap para saksi.
Yulianto mengatakan, saat ini pihaknya belum memeriksa siswa SMPN 1 peserta susur sungai karena mereka masih trauma dengan peristiwa tersebut.
"Nanti dilihat dari pemeriksaan saksi-saksi, karena dari pihak anak-anak, pihak peserta Pramuka belum kita lakukan pemeriksaan, karena pertimbangan bahwa mereka masih trauma akan peristiwa kemarin," terangnya.
Ia mengatakan, para siswa yang mengalami trauma akan mendapat pendampingan psikologis oleh tim trauma heaing yang disiapkan Polda DIY.
"Ketika mereka besok masuk sekolah, kita akan lakukan terapi secara psikologis kepada anak-anak itu," kata Yuliyanto.
Sementara itu, dilansir dari laman Twitter resmi Polda DIY @PoldaJogja dijelaskan ada tujuh pembina pramuka di SMPN 1 Turi.