Beberapa hari kemudian, serangan pesawat tak berawak AS di bandara Baghdad menewaskan pemimpin Iran, Qasem Soleimani pada 3 Januari lalu.
Dalam kemarahan, parlemen Irak memilih untuk mengusir semua pasukan asing dari negara itu, termasuk sekitar 5.200 tentara AS yang dikerahkan untuk membantu pasukan lokal memukul mundur sisa-sisa kelompok Negara Islam.
Iran pun melakukan serangan sendiri dalam membalas pembunuhan Soleimani.
109 tentara AS cedera otak ringan
Pada 8 Januari 2020, Iran menembakkan rentetan rudal balistik di pangkalan Ain al-Asad di Irak barat.
Pada kejadian tersebut dilaporkan tidak ada yang terbunuh, tetapi sebanyak 109 orang tentara AS sejak itu telah didiagnosis dengan cedera otak traumatis.
Berdasarkan jumlah yang dilaporkan Pentagon, terdapat kenaikan signifikan sejak laporan terakhir yang menyatakan ada 64 prajurit terluka.
"Hingga saat ini, 109 tentara AS didiagnosis cedera otak traumatis ringan, (mTBI), kenaikan 45 orang dari laporan terdahulu," ujar Pentagon, Senin (10/2/2020).
Melansir AFP, sebanyak 76 di antaranya sudah kembali bertugas, dengan sisanya masih menjalani evaluasi dari perawatan tim medis.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengklaim tidak ada pasukannya yang terluka dalam serangan rudal Iran di pangkalan AS Irak.