Sosok.ID - Indonesia mengevakuasi 245 warganya yang berada di Wuhan, China pada Sabtu (1/2/2020).
Evakuasi ini berjalan lancar, WNI yang mendarat, lantas dikarantina di Natuna.
Beberapa negara di dunia memutuskan untuk mengevakuasi warganya yang berada di China, hal ini adalah bentuk tindak lanjut dari penyebaran virus corona yang kian mengglobal.
Sementara hingga Sabtu (4/2/2020) sore, berdasarkan pantauan data real time, virus corona diketahui telah menginfeksi sejumlah 20.659 orang, merenggut 427 korban jiwa, serta tersebar di 26 negara lain di luar China.
Pada rencana awal, Indonesia berusaha untuk memulangkan 24r WNI yang terjebak di China.
Namun, menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, pemerintah hanya berhasil mengevakuasi 238 orang dari Wuhan, China.
Jumlah ini berkurang tujuh orang dari rencana awal, sementara empat orang menyatakan tidak bersedia dievakuasi atas kehendak sendiri, 3 lainnya tak berhasil pulang ke Indonesia lantaran dinyatakan tidak lolos uji screening.
Melansir Kompas.com, tiga orang yang kini masih di Wuhan, adalah tanggungjawab pemerintah China.
Menurut Terawan, keputusan tidak meloloskan tiga WNI di Wuhan telah sesuai dengan prosedur, berdasarkan perumus otoritas setempat.
"Itu keputusan dari Menteri Kesehatan China. Sehingga mereka akan tanggung jawab sama dengan tiga orang itu," ujar Terawan di Kantor Kemeko Polhukam, Selasa (4/2/2020), dikutip dari Kompas.com.
Terawan juga mengambil sikap untuk saling mempercayai antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah China.
Sikap saling percaya ini diharapkan mampu meningkatkan hubungan antar negara.
"Kan saya Menkes Indonesia. Maka saya harus percaya mereka akan merawat tiga orang ini dengan baik. Ketidaksalingpercayaan akan menimbulkan ketidakharmonisan hubungan (antar) negara," kata Terawan Agus Putranto.
Hingga saat ini, Menteri Terawan tidak dapat memastikan kondisi kesehatan WNI yang tertinggal di China.
Pemerintah China akan memantau kondisi tiga WNI tersebut, untuk mengetahui apakah ketiganya positif virus corona atau tidak.
Keputusan meninggalkan tiga WNI ini, adalah bagian dari regulasi China, demi mencegah penyebaran virus corona.
"Kan mereka diperiksa apakah mereka sakit atau tidak. Sakit apa pun enggak boleh terbang," jelas Terawan.
Berdasarkan ketentuan WHO pun, kata Terawan, individu yang sakit tidak boleh keluar dari China.
Adapun Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono mengatakan, pihaknya tetap memantau kondisi tiga WNI yang saat ini masih tertahan di Kota Wuhan, China.
Kemenkes juga mendata kondisi kesehatan tiga orang tersebut.
"Kami sudah melakukan pendataan dan kontak terhadap 3 saudara kita yang tidak bisa pulang, " ujar Anung di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2020), dikutip dari Kompas.com.
Anung menyampaikan bahwa ketiga WNI tersebut, dua diantaranya menunjukkan gejala batuk dan pilek, sementara satu lainnya demam.
Dalam rencana pulang, tiga orang WNI ini dikatakan telah masuk ke dalam bus yang sama dengan 238 orang yang saat ini telah dikarantina di Natuna.
Oleh karenanya, Kemenkes akan tetap mengawasi 238 WNI dari Wuhan.
"Kita mesti lebih waspada, Kita melihat hal semacam ini punya potensi untuk pengamatan yang terus-menerus," kata Anung.
Diketahui sebelumnya, bahwa pesawat Batik Air jenis Airbus 330-300 yang menjemput rombongan warga dari Wuhan, China telah tiba di Tanah Air, Minggu (2/2/2020) pagi.
Meskipun tidak berhasil memulangkan sebanyak 245 WNI seperti rencana awal, namun pesawat Batik Air berhasil menyelamatkan 238 WNI dari China.
(*)