Demi menyelesaikan persoalan Febri, pihak Pemerintah Daerah Kota Prabumulih melalui Dinas Kesehatan dan Lurah tempat orangtua bayi tinggal juga ikut terlibat dalam upaya memberikan bantuan.
“Namun belum berhasil juga untuk membereskan persoalan biaya tersebut,” Ucap Fuji seperti dikutip dari Kompas.com.
Menurut Fuji, pihak RS juga telah memberikan bantuan berupa potongan biaya hingga Rp 10 juta dari yang seharusnya Rp 30 juta.
“Pihak rumah sakit juga sudah menghentikan billing atau perhitungan biaya bayi selama dirawat di rumah sakit sejak 2 Desember lalu, namun tetap saja orangtua bayi tersebut tidak mampu melunasinya,” jelas Fuji.
“Kami masih menunggu itikad baik dari pihak keluarga bayi, dua minggu lalu kami sudah duduk bersama dengan lurah dan Ketua RT tempat orang tua bayi tinggal dan ayah bayi dan ada kesepakatan akan ada penyelesaian pada tanggal 17 Januari ini,” tambahnya.
Febri dan Yularmi juga mengaku telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, namun memang masih belum mencukupi.
“Saya sudah menemui keluarga, saya sudah minta bantuan pada pemerintah dan sudah dibantu, namun belum mencukupi,” Ungkap Febri.
Setelah melalui banyak pertemuan untuk memediasi persoalan tunggakan biaya rumah sakit, dicapai kesepakatan pembayaran paling lambat pada 17 Januari 2020.
"Akhirnya bikin perjanjian yang diminta oleh pihak rumah sakit dengan tertanda di atas materai 6000 akan menebus administrasi paling lambat 17 Januari 2020 ini.
Jika lewat maka terpaksa saya harus mencarikan pengadopsi anakku, saat ini saya meminta bantuan Lembaga Sosial Kemasyarakatan Yayasan Insan Merdeka Indonesia untuk dicarikan donatur," tutur Febri dikutip dari TribunSumsel.com via Kompas.com.