3. Merantau modal Rp 50 ribu
Viktor muda merantau ke Ibu Kota pada1992 hanya bermodalkan uang sebesar Rp 50.000.
Dengan mengenakan sepatu yang ia pinjam dari sahabatnya, Viktor mmengarungi Laut Sawu dari Pelabuhan Tenau Kupang menuju tanah Jawa.
Sesampainya di Jakarta, Viktor tak lantas menjadi orang sukses dengan harta berlimpah.
Ia harus berjuang melakoni berbagai profesi yang hanya menghasilkan recehan.
Pemulung yang mendorong gerobak sampah hingga security pernah ia jajal demi bertahan hidup di tengah kerasnya Metropolitan.
4. Aktif dalam kegiatan sosial
Selain butik, Viktor dan istrinya juga mengelola sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Victory.
Bersama dengan butik LeViCo, yayasan ini melakukan pembinaan dan pengembangan serta promosi tenun NTT.