Tak hanya digunakan dalam prosesi pernikahan, tradisi berburu dan memenggal kepala manusia juga dilakukan sebagai ritual kedewasaan pria Suku Naulu.
Bagi remaja yang berhasil memenggal kepala seseorang, mereka akan mengenakan ikat kepala merah sebagai simbol kedewasaan.
Melansir National Geographic Indonesia, tradisi mengerikan ini sempat dinyatakan punah pada awal tahun 1900-an.
Namun beberapa sumber menyebut bila tradisi berburu dan penggal kepala manusia ini masih aktif dilakukan hingga tahun 1940-an.
Bertahun-tahun berlalu, moderenisasi semakin maju dan tradisi ini pun tak lagi terdengar bak di telan bumi.
Hingga akhirnya, melansir Tribun Jambi, pada tahun 2005 ditemukan dua mayat tanpa kepada di Kecamatan Amahai, Maluku Tengah.
Kedua mayat tanpa kepala tersebut berhasil diidentifikasi polisi bernama Bonefer Nuniary dan Brusly Lakrane.
Saat ditemukan, tubuh Bonefer Nuniary dan Brusly Lakrane sudah dalam kondisi yang mengenaskan dengan bagian tubuh yang terpotong-potong.
Dikutip dari Tribun Jambi, Selasa (27/8/2019) berdasarkan hasil penyelidikan, Bonefer Nuniary dan Brusly Lakrane dibunuh oleh Suku Naulu.