Namun, ia tak mengetahui siapa saja oknum tersebut.
Oknum tersebut tidak menggunakan tanda pengenal atau gelang penonton.
“Ada masyarakat biasa yang membobol beberapa akses kami, di belakang panggung.
Di gerbang penonton, dia tidak membayar karcis atau membeli tiket.
Caranya gimana, mungkin dia kenal orang dalam, orang Jakabaring, mungkin, aku juga nggak tahu,” katanya.
Baca Juga: Pimpinan OPM Goliath Tabuni Ajak Kepung Mabes TNI AD dan Istana Merdeka
Rendy menyesalkan kesalahan informasi mengenai pemberitaan ini justru jadi merugikan pihaknya sebagai promotor konser.
Tak hanya itu, Rendy juga menjelaskan bila jumlah kursi yang diisukan diminta oleh oknum pejabat tersebut sejumlah setengah kapasitas venue konser.
Jika pemberitaan 500 tiket itu benar, itu berarti pihak merugi sekitar setengah kapasitas venue karena adanya pembobolan akses penjualan tiket.
“Kami sangat sesalkan kenapa terbobol. Dan nggak seperti berita di media pejabat minta lima ratus tiket,” pungkasnya.
(*)