Punya mesin hancur semua, (kerugiannya) sekitar Rp 200 juta lebih," ungkap Parnadi.
Pada awalnya, Parnadi memang mendengar desas-desus bahwa akan terjadi aksi unjuk rasa di wilayah sekitar kiosnya.
Namun karena berpikir itu adalah aksi demonstrasi damai, Parnadi mengaku tidak terlalu khawatir.
Parnadi baru panik dan khawatir ketika tiba-tiba saja aksi demonstrasi yang ia anggap berjalan damai ternyata berakhir ricuh.
"Saya kira demo damai, tidak anarkis begitu," ujar Parnadi seperti yang dikutip Sosok.ID dari Tribunnews.
Berdasarkan ceritanya, warga yang mengikuti aksi unjuk rasa masuk menjarah tokonya dengan membawa balok dan martir.
Tak hanya menjarah, sebagian warga juga merusak isi tokonya.
Lantaran merasa takut dan khawatir dengan aksi anarkis para warga, Parnadi pun berlari sembunyi bersama dengan kedelapan karyawannya.
Terjepit waktu dan kondisi yang tak lagi kondusif, Parnadi dan kedelapan karyawan sampai berdesakan sembunyi di dalam toilet selama 3 jam.