Bahkan untuk keluar tanpa menjadi sasaran aksi anarkis para demonstran, Parnadi dan kedelapan karyawannya sampai menjebol atap seng kamar mandi dan lari ke atap toko.
"Kita khawatir juga, sampai masyarakat masuk, menjarah-jarah. (Ada yang) bawa balok lah, bawa martir.
Kita punya toko-toko hancur semua. Kita takut juga. Sembunyi di kamar mandi toko sampai 3 jam, akhirnya bisa lolos jebol atap, lari ke (seng)," lanjut Parnadi.
Akibat aksi unjuk rasa masyarakat saat itu, Parnadi sempat terpikir untuk lari kabur.
Namun apa daya, bagaimana nasib karyawannya bila ia melarikan diri?
Baru pada hari Rabu atau dua hari setelah peristiwa, Parnadi bersama pegawainya, yang ia sebut masih trauma, mulai memperbaiki kiosnya yang rusak.
Dilansir dari siaran Live Kompas TV, Senin (19/8/2019), Kapolda Papua Barat dan Pangdam XVIII/Kasuari mengadakan pertemuan dengan perwakilan massa di Jalan Yos Sudarso, untuk mendengar langsung tuntutan massa.
Awalnya pertemuan berlangsung damai, namun tiba-tiba massa melempari aparat menggunakan batu dan kayu hingga menyebabkan pertemuan dibubarkan.
Kapolda Papua Barat dan Pangdam XVIII/Kasuari terpaksa dievakuasi meninggalkan area pertemuan.