Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Amelia Earheart, Pilot Wanita Pertama yang Melintasi Atlantik dan Hingga Kini Keberadaannya Masih Misteri

Dwi Nur Mashitoh - Selasa, 13 Agustus 2019 | 16:30
Amelia Earheart, pilot wanita pertama yang berhasil melintasi Atlantik
ameliaheart.com

Amelia Earheart, pilot wanita pertama yang berhasil melintasi Atlantik

Sosok.ID- Amelia Earheart menghilang pada 2 Juli 1937 di Pulau Howland.

Ia menghilang saat tengah memecahkan rekor sebagai wanita pertama yang terbang mengelilingi dunia.

Tragedi hilangnya pesawat yang dinavigatori oleh Freed Noonan itu hingga kini masih menimbulkan banyak spekulasi.

Bahkan, kasus ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan di abad ke-20 ini.

Kini, Robert Ballard, penemu bangkai kapal Titanic memiliki misi baru untuk menemukan bangkai pesawat tersebut.

Ia akan berusaha untuk menemukan pesawat yang bernama Electra tersebut.

Baca Juga: Sosok Martha Itaar, Wanita Asal Papua yang Akan Piloti Pesawat Garuda

Profil Earheart

Terlepas dari semua itu, mari kita bahas mengenai sosok Amelia Earheart.

Melansir Britannica, wanita bernama lengkap Amelia Mary Earheart ini lahir di Kansas, Amerika Serikat (AS).

Tepatnya pada 24 Juli 1897.

Sejak kecil, Earheart sudah hidup berkecukupan.

Pasalnya, ayahnya bekerja sebagai pengacara kereta api, sedangkan ibunya berasal dari keluarga yang kaya raya.

Earheart sudah menunjukkan jiwa petualangnya sejak kecil.

Ia juga merupakan anak yang mandiri.

Baca Juga: Dua Wanita Asal Papua Direkrut Menjadi Pilot Perempuan Pertama Garuda Indonesia

Dapat dikatakan, sifatnya saat dewasa tidak jauh berbeda dengan sifatnya saat masih anak-anak.

Namun, sepeninggal kakek dan neneknya, keluarganya harus mengalami penurunan secara finansial.

Semua itu disebabkan oleh sang ayah yang kecanduan alkohol.

Keluarga kemudian tinggal berpindah-pindah.

Earheart pun berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat SMA di Chicago tahun 1916.

Setelah ibunya menerima warisan, Earheart kemudian melanjutkan sekolah di Pennsylvania.

Baca Juga: Punya Skill Mumpuni, Aksi Pilot TNI AU Pacu Jet Tempurnya Sampai 1.000 km Per Jam Demi Kejar Rudal Penghancur Kapal

Kemudian, pada suatu hari ia mengunjungi saudarinya yang ada di Kanada.

Selama berkunjung, ia tertarik untuk menekuni dunia keperawatan.

Ia merawat tentara yang terluka selama terjadi perang dunia pertama.

Kemudian ia memutuskan meninggalkan sekolahnya dan menjadi asisten perawat di Toronto pada 1918.

Amelia Earheart
ameliaheart.com

Amelia Earheart

Sejarah penerbangan

Setelah perang dunia pertama usai, Earheart kemudian melanjutkan sekolah di Columbia University di New York City, AS.

Tapi kemudian berhenti dan pindah ke California karena orang tuanya bersikeras agar ia tinggal bersama mereka.

Kepulangannya ke California pada 1920 kemudian menjadi pengalaman pertamanya naik pesawat.

Baca Juga: Maulidya Sari Daulay, Perwira Wanita Muda TNI AU Calon Pilot Pesawat Tempur

Sebuah pengalaman yang kemudian mendorongnya untuk belajar menerbangkan pesawat.

Pada 1921, Earheart membeli pesawat pertamanya, yaitu Kinner Airster.

Dua tahun kemudian, ia berhasil memiliki lisensi pilotnya.

Pertengahan 1920-an, Earheart lalu pindah ke Massachusetts.

Tempat di mana ia menjadi pekerja sosial di rumah pemukiman bagi para imigran yang bernama Denison.

Tak lupa ia juga terus mengejar mimpinya untuk menjadi seorang pilot.

Pada masa itu, kemudian ia mendapat kesempatan untuk menerbangkan pesawat melintasi Samudera Atlantic.

Baca Juga: Sempat Tidur di Masjid dan Ingin Jual Ginjal Gara-gara Terlilit Utang Rp 400 Juta, Kini Candra dan Shinanta Akan DIilantik Jadi Anggota DPRD Terpilih

Tepatnya pada April 1928.

Banyak orang yang berspekulasi bahwa ia terpilih karena memiliki kemiripan dengan Charles Lindbergh.

Orang yang tahun lalu menjadi pilot pertama yang terbang melintasi Samudera Atlantik.

Earheart pun menuliskan pengalamannya itu ke dalam sebuah buku berjudul 20 Hrs. 40 Min. di tahun 1928.

Berkat tulisannya itu, ia kemudian menjadi sorotan publik.

Bahkan ia berkeliling ke seluruh penjuru di AS untuk memberikan pidato.

Ia kemudian menikah dengan George Palmer Putnam pada 1931.

Tetapi, ia memutuskan untuk tetap menggunakan nama Earheart dalam menjalani karirnya.

Baca Juga: Bung Karno Menangisi Sahabatnya, Si Pria Pendek Bertubuh Kurus dan Rambut Keriting

Masih di tahun yang sama, Earheart menjadi pilot untuk memecahkan rekor dengan terbang di ketinggian 5.613 meter.

Setahun kemudian, tepatnya pada 20-21 Mei 1931, Earheart memutuskan untuk melintasi Atlantik sendirian.

Menggunakan pesawat Lockheed Vega, ia mengelilingi Atlantik dalam waktu singkat, 1 jam 56 menit.

Setelah itu, ia menerbitkan The Fun of It, di mana ia bercerita tentangkehidupan dan mintanya untuk terbang.

Terlepas dari prestasinya di bidang penerbangan, Earheart juga turut mendorong para wanita.

Ia mendorong kaum hawa untuk berani menolak norma sosial yang memojokkan wanita.

Baca Juga: Heboh Kayu Bajakah Disebut Obat Penyembuh Kanker, Ketum Yayasan Kanker: Tak Perlu Berharap Terlalu Tinggi

Ia juga mendorong agar kaum hawa dapat mengejar berbagai peluang, terutama di bidang penerbangan.

Bahkan, Earheart juga membuat organisasi pilot wanita pada 1929.

Organisasi ini kemudian dikenal sebagai Ninety-Nines, di mana Earheart menjabat sebagai presiden pertamanya.

Selain itu, ia juga mengeluarkan lini pakaian fungsional pada 1933.

Di mana model pakaiannya dirancang "untuk wanita yang hidup secara aktif".

Tahun1935, Earheart mencatat sejarah dengan terbang dari Hawaii ke California.

Dan di tahun selanjutnya ia juga menjadi orang pertama yang terbang dari Los Angeles ke Mexico City.

Baca Juga: Sosok Wikana, Dari Jubir Golongan Muda Hingga Menteri Urusan Pemuda Pertama, Menghilang Entah Kemana

Amelia Earheart
ameliaheart.com

Amelia Earheart

Penerbangan terakhir

Penerbangan Earheart yang terakhir dilakukan pada 1937 menggunakan pesawat mesin ganda bernama Lockhead Electra.

Ia berencana untuk mengelilingi dunia bersama seorang navigator bernama Fred Noonan.

Mereka memulai perjalanan itu pada 1 Juni di Miami menuju ke timur dengan menempuh 47.000 kilometer.

Hingga pada 29 Juni mereka sampai di New Guinea, dan melanjutkan perjalanan pada 2 Juli ke Pulau Howland.

Baca Juga: Sosok Wikana, Dari Jubir Golongan Muda Hingga Menteri Urusan Pemuda Pertama, Menghilang Entah Kemana

Penerbangan itu tidak mudah, hingga kapal yang terang benderang harus dikerahkan untuk membantu keduanya tetap berada di rute yang benar.

Kemudian, pesawat itu kehabisan bahan bakar dan jatuh.

Hingga saat ini pun, pesawat itu belum ditemukan dan masih menjadi misteri.

(*)

Source : britannica

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x