Sosok.id - Peristiwa Rengasdengklok, atau perisitiwa penculikan Soekarno dan Hatta menjelang Proklamasi Kemerdekaan adalah salah satu peristiwa yang bersejarah bagi Indonesia.
Sebuah perjuangan dan keberanian dari kelompok pemuda pada masa itu yang dengan gagah berani mendesak tokoh nasional yang menjadi central perjuangan rakyat, Bung Karno didesak bahkan diamankan ke sebuah tempat.
Darah muda mereka yang bergejolak itu bahkan tak peduli dengan berbagai risiko, katakanlah jika Jepang mengamuk karena desakan proklamasi tersebut.
Golongan tua, yang punya banyak perhitungan politik, lebih memilih menghindari korban jiwa.
Baca Juga: Soekarno Beberkan Fakta Dibalik Tongkat Komando Miliknya yang Konon Keramat
Di sinilah angkatan muda, dengan Wikana jadi juru bicara dan pemimpinnya, memainkan peranan.
Mereka mengambil langkah yang sebenarnya berbahaya, yaitu membawa Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok. Rencananya: mereka akan memaksa Sukarno-Hatta memproklamirkan Indonesia.
Tapi siasat itu gagal, Sukarno-Hatta tetap tidak mau melakukannya. Mereka masih belum yakin dengan kebenaran kabar menyerahnya Jepang.
Sosok pemuda kurus berambut klimis berkacamata minus dengan gagah berani mendatangi rumah Bung Karno.
Baca Juga: Saat Serangan Mematikan Kopassus Buat Separatis Papua Kabur Usai Kepung Koramil Warmare
Ditemani pemuda lain, Aidit, kelak menjadi orang nomor satu Partai Komunis Indonesia (PKI), Darwis, Yusuf Kunto dan Soebadio Sastrosatomo.
Kepada Bung Karno Wikana meyakinkan kalau kemerdekaan harus segera diumumkan malam ini juga, kalau tidak “besok akan terjadi pertumpahan darah,” kata Wikana setengah mengancam.