Sosok.id - Ir. Soekarno, PresidenRepublik Indonesia pertama sekaligus juga Bapak Proklamator Indonesia, Singa Mimbar dan masih banyak lagi gelar yang dimiliki olehnya.
Masih banyak hal yang tersimpan bersama Sang Proklamator kemerdekaan yang mungkin ikut terkubur saat ia tutup usia.
Sepak terjang Sang Putra Fajar tak bisa dilupakan begitu saja oleh para penerus bangsa.
Jasa yang begitu besar mungkin tak cukup menggambarkan bagaimana usahanya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Namun semua jasa-jasanya untuk bangsa dan rakyatnya itu sirna begitu saja ketika ia dianggap terlibat dengan peristiwa berdarah G30S tahun 1965.
Berangsur-angsur namanya disingkirkan dari kancah pemerintahan Indonesia bahkan cenderung dikurung.
Kisah pilu sang Founding Father, Bapak bangsa yang dilupakan jasanya oleh penerusnya.
Bahkan ada satu kisah pilu diakhir hayat Bung Karno menyedihkan.
Dikutip dari kata pengantar dalam buku yang berjudul "Ketawa Bareng BUNG BESAR", Guntur Sukarno Putra menuliskan pengalamannya ketika menjenguk sang ayah di pengasingan.
Suatu hari Guntur berkesempatan menjenguk ayahandanya yang kala itu ditempatkan di Wisma Yaso (sekarang Monumen Satria Mandala), Jakarta.
Bung Karno seorang diri menghabiskan usia senjanya dalam pengasingan tersebut.
Bahkan untuk mengamankan seorang pria tua yang tengah sakit-sakitan seperti Bung Karno, penguasa kala itu merasa perlu menugaskan satu peleton tentara.
Saat Guntur datang, Bung Karno sedang berbaring di sofa ruang tamu, melihat sang anak datang menjenguk bapaknya, Bung Karno langsung bereaksi.
"Heh, Kamu Tok? Bagimana Kabarmu?", Guntur menjawab, "Aku baik-baik saja. Ibu dan adik-adi semuanya juga baik", kutipan percakapan dari Buku Ketawa Bareng BUNG BESAR.
Suasana di ruang itu hening sekali, karena tidak ada siapa-siapa selain Bung Karno dan Guntur.
Sekali waktu sang anak menyarankan kepada Bung Karno untuk jalan-jalan di halaman luar, maksudnya agar sang ayah bisa menghirup udara segar.
Namun Bung Karno menjawab, "Ah, Bapak malas jalan-jalan di halaman. Kau tahu kalau Bapak keluar halaman, yang boleh ketemu hanya komandan jaga. Yang lain semuanya dilarang keras bertemu, apalagi untuk ngobrol-ngobrol dengan Bapak. Bapak sampai heran, mereka itu kok begitu takutnya ketemu sama Bapak". Dikutip dari Buku Ketawa Bareng BUNG BESAR.
"Bagi mereka Bapak berbuat apa saja sudah dianggap melakukan kegiatan politik... alias berpolitik", tambah Bung Karno.
"Makanya kau harus tahu, di saat sekarang ini Bapak kentut pun sudah dianggap berpolitik oleh Orde Baru! Hebat ndak Bapakmu ini?!!! Hehehe", Pungkas sang Proklamator Kemerdekaan.
Kisah memilukan dari Sang Bapak Bangsa ini, semua jasanya saat berjuang untuk kemerdekaan bangsanya seperti sirna begitu saja di akhir hanyanya.
Baca Juga: Insiden Listrik Padam Massal Berlanjut, FAMI Gugat Pemerintah Senilai Rp 313 Triliun
Bahkan tak ada yang diperbolehkan bertemu untuk sekedar bercengkrama dengannya di akhir hayatnya.(*)