Bung Karno seorang diri menghabiskan usia senjanya dalam pengasingan tersebut.
Bahkan untuk mengamankan seorang pria tua yang tengah sakit-sakitan seperti Bung Karno, penguasa kala itu merasa perlu menugaskan satu peleton tentara.
Saat Guntur datang, Bung Karno sedang berbaring di sofa ruang tamu, melihat sang anak datang menjenguk bapaknya, Bung Karno langsung bereaksi.
"Heh, Kamu Tok? Bagimana Kabarmu?", Guntur menjawab, "Aku baik-baik saja. Ibu dan adik-adi semuanya juga baik", kutipan percakapan dari Buku Ketawa Bareng BUNG BESAR.
Suasana di ruang itu hening sekali, karena tidak ada siapa-siapa selain Bung Karno dan Guntur.
Sekali waktu sang anak menyarankan kepada Bung Karno untuk jalan-jalan di halaman luar, maksudnya agar sang ayah bisa menghirup udara segar.
Namun Bung Karno menjawab, "Ah, Bapak malas jalan-jalan di halaman. Kau tahu kalau Bapak keluar halaman, yang boleh ketemu hanya komandan jaga. Yang lain semuanya dilarang keras bertemu, apalagi untuk ngobrol-ngobrol dengan Bapak. Bapak sampai heran, mereka itu kok begitu takutnya ketemu sama Bapak". Dikutip dari Buku Ketawa Bareng BUNG BESAR.
"Bagi mereka Bapak berbuat apa saja sudah dianggap melakukan kegiatan politik... alias berpolitik", tambah Bung Karno.
"Makanya kau harus tahu, di saat sekarang ini Bapak kentut pun sudah dianggap berpolitik oleh Orde Baru! Hebat ndak Bapakmu ini?!!! Hehehe", Pungkas sang Proklamator Kemerdekaan.