"Ngontrak tiga bulan, enggak sanggup setahun," ujarnya.
Ali tak malu mengakui kalau ia masih membutuhkan puing-puing rumahnya itu.
Ia bahkan juga mengizinkan para pemburu rongsokan untuk ikut serta memunguti sisa-sisa tempat tinggalnya itu.
"Kami juga butuh sebetulnya, tapi dia juga butuh," ujarnya.
"Lagian kalau kami sendirian nyongkelin, sepi, enggak ada teman ngobrol."
"Nanti dia dapat berapa, ya sudah ambil, paling kami minta berapa sih," tambahnya.
Nasib serupa dialami Eno
Eno, seorang kuli bangunan juga memiliki nasib serupa.
Pria berusia 40 tahun itu menempati rumah semi permanen di lahan itu sejak tahun 2004 bersama dua orang rekannya.
Karena penggusuran pada Kamis (25/7/2019) malam itu, pria asal Kebumen, Jawa Tengah ini terpaksa tidur di mobil bak milik salah satu pengepul rosok.