Sosok.ID - Mungkin tak ada yang bisa mengalahkan rasa sedih dan kecewa bocah SD asal Gunung Kidul, Muhammad Pasha Pratama.
Ditolak masuk ke SMP Negeri tahun ini gara-gara selisih umur yang tak seberapa membuat Muhammad Pasha Pratama, bocah SD asal Gunung Kidul ini mengurung diri.
Kesedihan Muhammad Pasha Pratama semakin tak terelakkan kala ia sudah terlanjur menghabiskan seluruh tabungannya untuk membeli alat sekolah.
Dilansir Sosok.ID dari Tribun Jogja, kejadian ini terjadi ketika Pasha mendaftarkan diri ke SMPN 2 Karangmojo.
Pada saat pengumuman penerimaan siswa, rupanya nama Pasha tidak ada sama sekali di daftar nama siswa.
Mirisnya, ditolaknya Pasha masuk ke SMPN 2 Karangmojo ini bukanlah karena kesalahannya sendiri.
Usut punya usut, rupanya yang menjadi alasan Pasha ditolak masuk SMPN 2 Karangmojo adalah selisih umur yang tak seberapa besar.
Melansir Kompas.com, kebijakan dari pusat untuk usia pendaftar PPBD SMP adalah tidak lebih dari 15 tahun.
Rata-rata siswa yang mendaftar di SMPN 2 Karangmojo adalah 12 tahun atau 12 tahun lebih satu hari.
Sedangkan diketahui usia Pasha saat mendaftar adalah 12 tahun lebih 3 hari.
Hal ini pun membuat nama Pasha terlempar dari daftar penerimaan siswa sekolah.
"Kita sudah cek langsung, dan memang ada murid yang lebih dekat dibandingkan Pasha.
Kalaupun jaraknya sama kalah di usia berdasarkan berkas yang bersangkutan lebih tua tiga hari," kata Kepala Bidang Disdikpora Kabupaten Gunung Kidul, Kisworo seperti yang kutip Sosok.ID dari Kompas.com.
Padahal menurut pengakuan keluarga dan tetangga di sekitar rumahnya, Pasha adalah anak yang pintar dan nilainya sekolahnya tidak ada yang jelek.
SMPN 2 Karangmojo sendiri dipilih Pasha lantaran jaraknya yang tak terlalu jauh dari rumah dibandingkan sekolah lainnya.
Namun saat melihat namanya tak ada di daftar penerimaan siswa, Pasha pun langsung sedih dan menangis.
Baca Juga: Mahathir Mohamad Sesumbar Malaysia Sudah Keluar dari Jeratan Utang, Namun Tumbalkan Aset Negara
Melansir Kompas.com, menurut pengakuan dari para tetangga, Pasha bahkan sampai mengurung diri di rumah.
Saya cari nama saya di papan pengumuman kok tidak ada, ternyata saya tidak diterima dan itu rasanya sedih sekali.
Tapi teman saya yang nilainya lebih rendah dan rumahnya lebih jauh (dari SMP N 2 Karangmojo) malah keterima.
Itu yang membuat saya kecewa, padahal nilai saya tidak begitu buruk," ujarnya.
Perasaan sedih dan kecewa yang dirasakan oleh Pasha semakin tak terbendung saat ia sudah terlanjur menghabiskan seluruh tabungannya untuk keperluan sekolah.
"Saya inginnya sekolah di SMP 2 Karangmojo, karena dekat, dan teman-teman saya juga banyak yang mau sekolah di situ," ungkap Pasha.
Baca Juga: Sepakat Akhiri Perpecahan Politik, Prabowo Subianto : Enggak Ada Lagi Cebong Kampret!
Mengetahui hal tersebut menimpa Pasha, Kepala Disdikpora Gunung Kidul, Kisworo bersedia menanggung biaya sekolah Pasha.
"Biaya tidak menjadi masalah, saya siap untuk menanggung biaya Pasha.
Kalau Pasha membutuhkan sepeda untuk trasnportasi saya siap untuk memberikan sepeda," lanjut Kisworo.
Bahkan bila memang Pasha membutuhkan rekomendasi untuk menempuh pendidikan di SMPN 2 Karangmojo atau sekolah lainnya, ia bisa memberikan.
"Kalau Pasha diberikan rekomendasi dan masuk ke SMP 2 Karangmojo bagaimana nanti yang lainnya, bisa-bisa calon peserta didik yang tidak diterima meminta hal yang sama," pungkas Kisworo.
(*)