Begini Kekuatan Senjata Luncur Hipersonik China yang Bikin AS Gemetar Ketakutan! Sanggup Pecundangi Sistem Pertahanan Rudal

Senin, 22 November 2021 | 12:00
National Interest

Ilustrasi Rudal

Sosok.ID - Pejabat Pentagon semakin terbuka dengan kekhawatiran mereka tentang uji coba senjata hipersonik China pada bulan Juli lalu.

Pasalnya, selain China, tidak ada negara yang pernah melakukan uji coba semacam itu.

Militer China bahkan menguasai teknologi dengan batasan fisika, hal yang sudah lama diupayakan Rusia dan Amerika Serikat (AS), tetapi belum juga kesampaian.

Herannya, China berhasil menaklukkannya di tengah ketegangan konflik di Laut China Selatan dan Taiwan.

Baca Juga: Sejauh Ini Cuma Militer China! AS Bingung, Beijing Kuasai Teknologi yang Menguji Batasan Fisika, Kemampuan yang Tak Pernah Terjadi Sebelumnya

Hal ini memicu kekhawatiran dunia, di mana Pentagon mengatakan ini sebagai sesuatu memprihatinkan.

Dikutip dari Financial Times, Senin (22/11/2021), kendaraan luncur hipersonik China didorong ke luar angkasa dengan roket “sistem pemboman orbital” yang dapat terbang di atas Kutub Selatan.

Hal ini menempatkan senjata di luar jangkauan sistem pertahanan rudal AS, yang difokuskan pada ancaman rudal balistik yang datang dari Kutub Utara.

Sistem pemboman orbital memberi China lebih banyak cara untuk mencapai target AS. Moskow mengerahkan sistem yang disebut “sistem pemboman orbital pecahan” selama perang dingin, tetapi sistem itu kurang maju dan tidak membawa kendaraan luncur hipersonik yang dapat bermanuver.

Baca Juga: Keruntuhan Militer AS bak Makin Dekat, Lihat Senjata Baru China Sudah Ingin Terkencing-kencing

Para pejabat AS sangat menyadari bahwa China berada di depan Pentagon dalam hal senjata hipersonik, dan bahwa Pentagon telah tertinggal.

Tetapi tes 27 Juli lalu menunjukkan bahwa Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) membuat kemajuan lebih cepat daripada yang diproyeksikan banyak orang.

Hal itu diperkuat oleh Beijing yang berhasil menggabungkan sistem orbit dengan senjata hipersonik yang dapat menembakkan rudal.

Uji hipersonik dilakukan ketika China dengan cepat memperluas kekuatan nuklirnya, dengan cara yang menunjukkan bahwa ia meninggalkan postur “pencegahan minimum” yang telah dipertahankannya selama beberapa dekade.

Baca Juga: Senjata Hipersonik Berkemampuan Nuklir Milik China 'Itari' Bumi 2 kali, ASMerindingKetakutan

AS baru-baru ini mengatakan akan melipatgandakan hulu ledak nuklirnya setidaknya 1.000 senjata dekade ini.

Di sisi lain, kedutaan China mengatakan "tidak mengetahui" uji coba rudal tersebut.

"Kami sama sekali tidak tertarik untuk melakukan perlombaan senjata dengan negara lain," kata Liu Pengyu, juru bicara kedutaan, seperti dikutip Sosok.ID dari Financial Times, Senin (22/11/2021).

“AS dalam beberapa tahun terakhir telah membuat alasan seperti ‘ancaman China’ untuk membenarkan ekspansi senjata dan pengembangan senjata hipersoniknya.”

Baca Juga: Keruntuhan Militer AS di Depan Mata, Diplomat Negeri Paman Sam Sampai Geram Gegara Rudal Hipersonik China dan Rusia?

Beijing menolak pengungkapan pertama FT tentang uji senjata hipersonik, dengan mengatakan itu adalah uji coba kendaraan luar angkasa yang dapat digunakan kembali.

Tetapi uji coba kendaraan luar angkasa itu terjadi 11 hari sebelum uji coba senjata hipersonik, menurut orang-orang yang mengetahui kedua peluncuran tersebut.

FT juga telah melaporkan bahwa China melakukan uji coba senjata hipersonik lainnya pada 13 Agustus.

Jenderal David Thompson, wakil kepala operasi ruang angkasa di Angkatan Luar Angkasa AS, mengatakan AS "tidak semaju" seperti China atau Rusia dalam senjata hipersonik.

Baca Juga: Makanya Dimusuhi Banyak Negara, Rudal Hipersonik China Ternyata Mampu Putari Bumi Hingga Jatuh di Tempat Tak Terduga Dalam Hitungan Menit!

“Kami harus mengejar ketertinggalan dengan sangat cepat.

China telah memiliki program hipersonik yang sangat agresif selama beberapa tahun, ”kata Thompson kepada Forum Keamanan Internasional Halifax pada hari Sabtu.

Jenderal Mark Milley, ketua kepala staf gabungan AS, baru-baru ini menyebut uji coba senjata itu mendekati “momen Sputnik”, merujuk pada Uni Soviet yang menjadi yang pertama menempatkan satelit di luar angkasa pada tahun 1957.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, minggu ini mengatakan bahwa dia tidak akan menggunakan bahasa yang sama.

Baca Juga: Rudal Maut Hipersonik US Army Siap Operasional, China Harap Waspada

Tetapi awal pekan ini saat dia bersiap untuk pensiun sebagai wakil ketua kepala gabungan, Jenderal John Hyten menyuarakan keprihatinan yang signifikan.

“Sputnik menciptakan rasa urgensi di Amerika Serikat,” kata Hyten kepada CBS News.

“Tes pada 27 Juli tidak menciptakan rasa urgensi itu. Saya pikir itu mungkin harus menciptakan rasa urgensi.”

Baca Juga: Perang Dunia 3, China Tembakkan Rudal Hipersonik ke Seluruh Bumi, AS Ngacir Ketakutan hingga Taiwan di Ambang 'Kiamat'

(*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Financial Times

Baca Lainnya