Laut China Selatan Bukan Jadi Pilihan, AS dan Tiongkok Kini Pindah Lokasi Perang, Xi Jinping Disebut Telah Kuasai 11 Negara Sekaligus Untuk Buat Pangkalan Militer Diam-diam

Sabtu, 08 Mei 2021 | 15:23
China Military

(Ilustrasi) Laut China Selatan Bukan Jadi Pilihan, AS dan Tiongkok Kini Pindah Lokasi Perang, Xi Jinping Disebut Telah Kuasai 11 Negara Sekaligus Untuk Buat Pangkalan Militer Diam-diam

Sosok.ID - Konfrontasi antaran Tiongkok dengan Amerika Serikat (AS) agaknya tak bakal berakhir secara cepat meski ada indikasi pindah lokasi bukan di Laut China Selatan lagi.

Bahkan perseteruan dua negara dengan kekuatan militer besar ini dikabarkan semakin memanas.

Kini Xi Jinping disebut tengah mempersiapkan belasan wilayah untuk menjadi medan pertempuran ketika perang melawan AS pecah.

Tak sampai di situ, China disebut-sebut telah menguasai sekurang-kurangnya 11 negara di benua tersebut.

Baca Juga: Negara G7 Bersatu Pecundangi China Menuju Laut China Selatan, Beijing Ketar-ketir Layangkan Peringatan!

Ya, benua Afrika disebut-sebut menjadi pilihan kedua negara untuk dijadikan medan pertempuran bila perang benar terjadi.

Hal itu disebut bermula dari pergerakan diam-dia China di benua hitam tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Xi Jinping disebut diam-diam mengembangkan klaimnya di bagian timur Benua Afrika sampai detik ini.

Bahkan ia disebut tengah membangun pangkalan militer dan memperluas pengaruhnya di negara-negara Afrika.

Baca Juga: Di Atas Akta Kesepakatan Senilai Rp 15,6 M, Jepang Bersedia Bantu Filipina, Bakal Perkuat Militer Manila untuk Hadapi Tiongkok di Laut China Selatan

Setidaknya sebanyak 11 negara disetbu telah terpengaruh oleh China dengan ditandai melalui proyek infrastruktur.

Melansir dari The Sun Online, Sabtu (8/5/2021) para ahli mengungkapkan Afrika menjadi medan potensial bagi perang daratan China vs AS bila konflik antar keduanya terus membara.

Bagaimana tidak, kedua belah piha disebut memiliki pangkalan iliter yang hanya berjarak 8 mil di negara strategis utama Djibouti.

Negara tersebut ternyata digunakan untuk mengontrol pintu masuk ke Laut Merah dan Terusan Suez.

Baca Juga: Tutup Kuping dengan Larangan Beijing, Filipina Makin Galak Imbau Nelayannya Tangkap Ikan di Laut China Selatan

Mengutip dari The Sun, Kamis (6/5/2021), AS setidaknya telah memiliki 29 pangkalan militer di Benua Afrika dan lebih banyak lagi berada di Timur Tengah.

Sebelumnya, Xi Jinping pernah sesumbar China bakal melebarkan pengaruhnya sampai benua Afrika.

Jenderal AS Stephen Townsend memperingatkan pada Kamis (6/5/2021) bahwa Beijing sedang mencari untuk membangun pelabuhan angkatan laut besar, yang mampu menampung kapal selam atau kapal induk di pantai barat Afrika.

Townsend mengatakan China telah mendekati negara-negara yang membentang dari Mauritania ke selatan Namibia, dengan maksud untuk membangun fasilitas angkatan laut.

Baca Juga: Filipina Mengutuk Keras Manuver Berbahaya China Terhadap Kapal Penjaga Pantainya di Laut China Selatan

Jika terwujud, prospek itu akan memungkinkan China untuk menempatkan kapal perang di angkatan lautnya yang berkembang di Samudra Atlantik serta Pasifik.

Sementara itu, Jenderal Xu Qiliang, komandan angkatan bersenjata China kedua setelah Xi, baru-baru ini mengatakan bahwa perang AS-China "tak terhindarkan".

Komentar tersebut muncul ketika Beijing menyerukan pengeluaran pertahanan yang lebih tinggi untuk menyamai kekuatan AS.

Perpindahan medan pertempuran AS vs China ini lantaran benua Afrika cukup potensial dari sisi keamanan maupun pengaruh bagi dua negara tersebut.

Rber Clark, dari Henry Jackson Society megungkapkan benua Afrika menjadi pilihan bukan lantaran ketidaksengajaan.

Baca Juga: China Makin Tersudut, Jepang untuk Pertama Kali EksporSenjata SDFkepadaMiliter Filipina di Tengah Konflik Laut China Selatan

Namun kedua belah pihak tetap memilih negara yang cukup potensial untuk dijadikan sebagai pangkalan militer.

Salah satunya Djibouti hingga Mozambik yang berada di sisi timur Afrika yang disebut sangat mampu untuk dibangun pangkalan militer.

Sedangkan di Laut China Selatan disebut sudah tak potensial lagi menjadi medan perang lantaran NATO dan negara-negara di sana telah siap menghadapi kemungkinan terburuk yakni perang.

Tanpa terkecuali kesiapan dan kehebatan militer Indonesia dan tetangga sebelahnya di ASEAN yang cukup mampu mengusik AS dan China bila nekat berperang.

"Sama sekali tidak ada keraguan apa pun bahwa China sedang meningkatkan pengaruh mereka di seluruh Afrika," ucapnya.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : The Sun

Baca Lainnya