Sosok.ID - Jepang, untuk pertama kalinya mengekspor peralatan Pasukan Bela Diri ke Filipina di tengah ketegangan di perairan Laut China Selatan yang disengketakan.
Jepang telah menyatakan "keprihatinan besar" terhadap "upaya sepihak" oleh China untuk "mengubah" status quo di Laut China Timur serta di Laut China Selatan.
Dilansir dari Kyodo News via Anadolu Agency, Kementerian Luar Negeri Jepang pada hari Rabu, (5/5/2021) mengatakan, keprihatinan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi pada pertemuan para menteri luar negeri Kelompok Tujuh (G7) yang sedang berlangsung di ibu kota Inggris, London.
Laut China Selatan yang kaya sumber daya menjadi penyebab kekhawatiran di antara negara-negara yang berbatasan dengan China, yang mengklaim sebagian besar yurisdiksi maritimnya di atasnya.
Motegi menambahkan, Jepang "prihatin" tentang penanganan hak asasi manusia Beijing sehubungan dengan minoritas Muslim Uyghur di provinsi Xinjiang barat laut, serta situasi di Hong Kong.
Kelompok G-7, yang meliputi Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan AS, serta UE, juga membahas situasi di Myanmar yang telah menyaksikan demonstrasi anti-kudeta yang meluas sejak awal Februari.
Sementara itu, Pasukan Bela Diri Jepang (SDF) telah mulai menyediakan peralatan penyelamat jiwa yang diadopsi oleh Angkatan Bersenjata Filipina (PAF).
Ini adalah yang pertama Jepang menawarkan peralatan SDF kepada angkatan bersenjata asing di bawah bantuan pembangunan resminya.
Langkah itu dilakukan di tengah ketegangan hubungan antara Filipina dan China di Laut China Selatan.
Jepang di bawah kesepakatan $ 1,1 juta akan mengirimkan alat bantuan bencana, termasuk jackhammers, sonar, dan pemotong mesin antara lain ke PAF.
Personel SDF (Jepang) akan melatih unit PAF (Filipina) untuk menggunakan peralatan tersebut.
"Kami berharap pemberian bantuan tersebut akan memperdalam hubungan bilateral dengan mitra regional yang secara strategis penting," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang yang tidak disebutkan namanya. (*)