Sosok.ID -China menyerukan soal "sopan santun" dan "diplomasi megafon" setelah Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr. mengecam China dengan makian ksar.
Pada hari Senin, (3/5), Locsin menuliskan "Get the f*** off"(pergilah) kepada China melalui akun Twitter miliknya.
Cuitan itu dipandang ofensif saat kedua negara terlibat dalam perang kata-kata di Laut China Selatan.
Locsin telah menjadi kritikus vokal terhadap China dalam pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte dan dikenal karena ucapannya yang blak-blakan.
Dalam beberapa cuitannya pada hari-hari berikutnya, Locsin meminta maaf kepada Penasihat Negara China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.
Locsin mengatakan dia "terprovokasi oleh pelanggaran teritorial paling berat terbaru."
Sementara itu, juru bicara Duterte, Harry Roque mengatakan presiden Filipina telah mengingatkan para pejabat bahwa kata-kata kotor tidak memiliki tempat dalam diplomasi, sebagaimana dilansir dari CNBC.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menanggapi ledakan Locsin, mengatakan bahwa "fakta telah membuktikan berkali-kali bahwa diplomasi megafon hanya dapat merusak rasa saling percaya daripada mengubah kenyataan."
Di sisi lain, China sendiri memiliki rekam jejak dalam mencemooh negara lain.
Taktik agresif oleh diplomat China dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak dilakukan di platform media sosial seperti Twitter, yang diblokir di China daratan.
Para pengamat menjuluki taktik itu "diplomasi prajurit serigala", seperti serangkaian film yang sangat populer di mana pejuang China mengalahkan musuh secara global.
Sengketa Laut Cina Selatan
China dan Filipina telah bertahun-tahun memperebutkan klaim teritorial yang tumpang tindih di Laut China Selatan, jalur air yang kaya sumber daya dengan luas total sekitar 1,4 juta mil persegi di mana triliunan dolar perdagangan global lewat.
Beijing pada tahun lalu tampil lebih tegas di perairan yang disengketakan, yang menyebabkan Manila beberapa kali memprotes keberadaan kapal-kapal China di beberapa bagian laut yang secara internasional diakui sebagai milik Filipina.
(*)