Nyaris 3 Dekade Hirup Udara Campur Merkuri di Lambung Kapal Selam, Mantan Komandan KRI Nanggala 402 Tetap Bangga Meski Kini Kurus Kering Akibat Derita Penyakit Paru-paru

Minggu, 02 Mei 2021 | 13:13
Dok. Pelopor Passus Kapal Selam

Mantan komandan KRI Nanggala 402 sekaligus mantan komandan Satuan Kapal Selam Koarmabar II TNI AL Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa.

Sosok.ID - Insiden tenggelamnya KRI Nanggala 402 menjadi duka terdalam sosok Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa.

Ia adalah mantan komandan KRI Nanggala 402 sekaligus mantan komandan Satuan Kapal Selam Koarmabar II TNI AL.

Selama 26 tahun mengabdikan diri menjaga kedaulatan Indonesia, Iwa Kartiwa dikenal sebagai penakluk seluruh kapal selam milik Indonesia.

Mantan Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal (Irjen) Purnawirawan Anton Charliyan menceritakan pengalaman adik kelima itu.

Baca Juga: Scorpene Canggih Kandidat Pengganti KRI Nanggala-402, Riachuelo S40 Dilengkapi Tabung Peluncur Torpedo 533 mm dan AIP

Kepada Kompas.com, Anton bercerita bahwa Iwa lulus dari Akademi Militer Angkatan Laut pada 1991.

"Jadi selain pernah menjadi komandan Kapal Selam KRI Nanggala 403, Iwa juga pernah menjadi komandan kapal selam milik Indonesia lainnya.

"Sampai akhirnya menjabat sebagai Dansatsel (Komandan Satuan Kapal selam) TNI AL," kata Anton saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/4/2021).

Anton menyebut, Iwa adalah orang yang menggadaikan hidupnya di dalam lambung kapal selam.

Baca Juga: 2 Dekade Terakhir, Insiden KRI Nanggala 402 Bukan Satu-satunya, Kapal Selam Rusia Tenggelam Usai Ledakan di Ruang Torpedo, 118 Awak Tewas

"Iwa dan teman-temannya adalah orang yang gadaikan hidupnya langsung selama bertugas di kapal selam," tambah Anton.

Sementara itu, saat dihubungi Tribun Jabar, Anton menyebut bahwa saat ini kondisi Iwa sedang tidak baik.

Pasalnya, saat ini Iwa tengah jatuh sakit sejak tahun 2019 setelah ia menuntaskan jabatan Dansatsel Koarmada II TNI AL.

Anton mengatakan, adiknya menderita penyakit paru-paru yang diduga disebabkan oleh pekerjaan Iwa.

Baca Juga: Yuan Class, Kapal Selam Murah Meriah Berteknologi AIP yang Lebih Canggih dari KRI Nanggala-402

Dok. Mantan Dansatsel TNI AL Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa.

Mantan Komandan Satuan Kapal Selam Koarmabar II TNI AL sekaligus Mantan KRI Nanggala 402 Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, saat masih bertugas dan saat ini terbaring sakit karena keracunan zat besi kapal selam selama puluhan tahun bertugas.

Berada di lambung kapal selam diyakini menjadi penyebab Iwa mengalami masalah pada sistem pernapasannya.

"Padahal jika tak jatuh sakit masih memiliki masa dinas enam tahun lagi. Sumber penyakitnya pun diduga muncul selama bertugas di kapal selam.

"Yakni sakit paru-paru akibat diduga menghirup merkuri," terang Anton, seperti dikutip dari Tribun Jabar.

Kendati demikian, menurut Anton, adiknya tak pernah mengeluhkan penyakitnya.

Baca Juga: Kapal Selam U-214 Calon Pengganti KRI Nanggala-402, Dilengkapi Fitur AIP Terintegrasi Penuh untuk Seluruh Operasi dan Misi Modern

Iwa justru bangga karena pernah menjadi bagian dari kapal selam Indonesia dan mengemban tugas untuk menjaga kedaulatan Indonesia.

Anton lantas menceritakan reaksi Iwa saat mendengar kabar soal musibah yang menimpa KRI Nanggala 402.

"Dia cukup lama bertugas di KRI Nangala 402. Begitu tahu musibah menimpa KRI yang pernah dipimpinnya ia langsung menangis," ungkap Anton.

Kepada Kompas.com, ibu kandung Iwa Kartiwa, Momoh mengungkapkan kondisi sang putra.

Baca Juga: Kekuatan Indonesia Berkurang Setelah Insiden KRI Nanggala-402, Tiongkok Langsung Kirim 3 Kapal Perang Perbatasan Natuna, Ambisi Kuasai Laut China Selatan Kembali Gencar Dilakukan!

"Iwa sakit karena terlalu lama bertugas berlayar di kapal selam, sudah 26 tahun," cerita Momoh, saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Sabtu (1/5/2021) pagi.

"Dia begitu mencintai pekerjaannya. Kalau Iwa tak sakit, mungkin saat tenggelam kapal selam kemarin masih Iwa komandannya.

"Makanya badannya kurus dan kecil. Iwa sangat paham sekali pekerjaan yang diembannya sebagai ahli kapal selam di Indonesia," terangnya.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com, Tribun Jabar

Baca Lainnya