Dituduh Antek Indonesia hingga Dijatuhi Hukuman Mati, Horta Berhutang Nyawa pada Mozambik, Negara Afrika Tempat Berlindung Buangan Timor Leste

Minggu, 15 November 2020 | 19:13
Kolase/GridHot

Presiden kedua Timor Leste, Ramos Horta.

Sosok.ID-Berangkat dari referendum 1999, Timor Leste secara resmi merdeka dari Indonesia di tahun 2002.

Kemerdekaan Timor Leste selalu dikaitkan dengan Australia atau China sebagai negara yang membantunya.

Namun, ada negara Afrika yang berjasa besar dalam kemerdekaan negara yang dulunya merupakan provinsi Timor Timur itu.

Hubungan Timor Leste dengan negara Afrika ini hampir tak terendus dalam sejarah kemerdekaan Timor Leste.

Baca Juga: Patung Kristus 89 Kaki Diukir Muslim Indonesia Fenomenal di Dili, Hadiah dari Soeharto untuk Timor Leste, Rakyatnya malah Marah karena Bangunan Itu Menghadap ke Jakarta

Tetapi peran dalam menciptakan kemerdekaan Timor Leste sangatlah besar.

Bahkan disebut-sebut, Timor Leste tak akan merdeka tanpa negara Afrika ini.

Sementara itu, menurut catatan dan dokumen yang beredar, Timor Leste merdeka dengan bantuan militer dari Australia yang ditugaskan oleh PBB.

Sementara itu, pada awal perjuangan, Timor Leste juga mendapatkan bantuan biaya dari China untuk membeli pasokan senjata.

Baca Juga: Peras Keringat dan Darah Belasan Tahun Berjuang Merdeka Sampai Sebut NKRI Penjajah,Timor Leste Kini Malah Balik Minta Perlindungan Militer ke Indonesia

Namun nyatanya bukan hanya Australia dan China yang membuat Timor Leste merdeka,negara Afrika ini, ambil bagian besar.

Melansir Asia By Afrika, negara Afrika yang dimaksud adalah Mozambik, negara ini disebut-sebut menginkubasi gerakan kemerdekaan Timor.

Tahun 1976, Mozambik merayakan kemerdekaannya dari Portugis dalam waktu kurang dari setahun sebelumnya.

Namun mereka prihatin dengan pendudukan asing yang jaraknya hampir 10.000 kilometer di Timor Leste, sebuah pulau kecil di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Australia.

Baca Juga: Khawatirkan Insiden Ini Bila Bumi Lorosae Lepaskan Diri dari NKRI, Rakyat Timor Leste yang Pro-Indonesia Nekat Lakukan Hal Tak Terduga Demi Cegah Kemerdekaannya, Padahal Indonesia Sudah Pasrah

Mozambik dikatakan menjadi tempat perlindungan utama gerakan kemerdekaan Timor selama perjuangan melawan kolonial Portugis, dan perjuangan melawan Indonesia.

Meski terpisah cukup jauh, Timor Leste dan Mozambik memiliki sejarah yang akrab, bertindak sebagai inkubator gerakan kemerdekaan Timor.

Secara garis besar, hubungan keduanya terjadikarena nasib yang sama-sama buangan dari Timor Leste, dan juga orang-orang Timor yang dibuang ke Mozambik.

Setelah invasi Indonesia, para buangan Fretilin menemukan perlindungan di Mozambik.

Baca Juga: Bercucuran Tangis Mengadu kepada Prajurit Australia, Rakyat Timor Leste Ingin Mati di Tempat Lain ketimbang di Negara Sendiri

Dengan negara Afrika menyediakan akomodasi bagi delegasi dan mengakui mereka sebagai perwakilan resmi Timor Lorosae.

Status yang juga memberi mereka ekstrateritorialitas di dalam markas besar Fretilin, yang pada dasarnya mengubah gedung tersebut menjadi kedutaan.

Mozambik juga menawarkan beasiswa kepada setiap warga negara Timor yang memenuhi syarat untuk diterima, dengan banyak pemimpin masa depan Timor Leste belajar di universitas-universitas Mozambik.

Ini termasuk Mari Alkatiri, sekretaris jenderal Fretilin dan perdana menteri Timor Leste dari 2002 hingga 2006.

Baca Juga: Pantas Saja Australia Ngebet Ingin 'Berteman' dengan Indonesia, Ternyata RI Diprediksi Akan Alami Hal Hebat Ini di Masa Depan

Alkatiri belajar hukum dan ekonomi di Universitas Eduardo Mondlane, belajar tentang organisasi internasional dan mempelajari bagaimana menghindari jatuh ke dalam jenis perangkap yang ditemui Mozambik pasca- kemerdekaan.

Orang buangan terkemuka lainnya termasuk Francisco Gutteres dan Ana Pessoa Pinto, calon jaksa penuntut umum dan menteri untuk administrasi negara dan internal.

Selama berada di MozambikAna bergabung dengan Noemra Francisco (Mahkamah Agung Mozambik) dalam mendirikan proyek penelitian Wanita dan Hukum di Afrika Selatan, serta menikahi Jose Ramos Horta: putra mereka Loro lahir di pengasingan di Mozambik.

Bersamaan dengan pernikahan dan putranya ini, Horta juga berhutang nyawa pada Mozambik.

Baca Juga: Perkara Pangan Perjuangan Merdeka dari NKRI Nyaris Jadi Percuma,Timor Leste Hampir Bubar Diamuk Rakyat, Dianggap Gagal Sejahterakan Negara

Karena para pejabat dari negara Afrika menyelamatkannya dari eksekusi selama pembersihan internal pada tahun 1980.

Setelah invasi Indonesia, elemen-elemen Fretilin menjadi semakin radikal, menekankan interpretasi fundamentalis terhadap Marxis-Leninisme.

Pada pertengahan 1977 seruan untuk revolusi rakyat di sepanjang garis Mao dimulai.

Ironisnya, tuduhan fundamentalisme komunis dan kecenderungan Maois yang digunakan oleh Indonesia untuk membenarkan invasi tersebut terwujud sebagai akibat dari invasi tersebut.

Baca Juga: Rela Tinggalkan Keluarga Demi Hidup di Indonesia, Pengungsi Timor Leste Curhat Tak Kunjung Diberi Kepastian Status Setelah 20 Tahun

Dihadapkan pada pembersihan internal, program pendidikan ulang dan keadilan revolusioner ala Pengawal Merah, akhir tahun 1970-an adalah saat yang berbahaya untuk menjadi anggota Fretilin.

Pada tahun 1978, sebuah 'plot' terungkap setelah menteri dalam negeri Alarico Fernandes dikecam sebagai pengkhianat karena membelot ke Indonesia (yang lain berpendapat bahwa dia hanya ditangkap dan dipaksa untuk bekerja sama).

Apapun kebenarannya, ketika Horta kembali ke Mozambik pada tahun 1980, ia ditangkap sebagai kaki tangan Fernandes oleh Rogerio Lobato (yang telah menerima pelatihan dari Khmer Merah Kamboja yang terkenal) dan dijatuhi hukuman mati.

Sesaat sebelum eksekusinya, pejabat dari Frelimo Mozambik datang ke kedutaan de facto Fretilin di Maputo di mana mereka menghadapi orang Timor.

Baca Juga: Pengungsi Timor Leste Ogah Balik ke Tanah Kelahirannya, Betah di Indonesia Meski 2 Dekade Pisah dari Keluarga: Saya Lebih Suka di Sini

"Apa yang Anda lakukan adalah keputusan Anda. Anda berdaulat di sini, di gedung ini," agen Frelimo menjelaskan.

"Tapi jika Anda mengeksekusi Horta kami akan mengusir Anda, dan tidak ada orang lain di dunia ini yang akan menerima Anda atau memperhatikan apa pun yang Anda katakan. Dia adalah satu-satunya kredibilitas internasional yang Anda miliki," katanya

Berkat intervensi ini, Horta dibebaskan segera setelah itu dan dikirim kembali ke Washington, di mana dia pernah bekerja sebagai atase pers di kedutaan Mozambik.

Dalam peran inilah Horta membantu mendirikan lobi Mozambik pertama di ibu kota Amerika, serta mengatur kunjungan untuk pejabat tinggi Mozambik.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul: Bukan China Apalagi Australia, Tak Disangka Tanpa Negara Afrika Ini Ternyata Timor Leste Tidak Akan Pernah Merdeka, Hubungannya dengan Timor Leste Nyaris Tak Terendus Sedikitpun

(Afif Khoirul M)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya