Trump Jadikan Gereja sebagai 'Tameng' usai Kerusuhan, Para Pastor Marah Besar: Alkitab Bukan Properti, Agama Bukan Alat Politik!

Kamis, 04 Juni 2020 | 07:13

Donald Trump mengundang kemarahan Pemuka Agama di AS karena berfoto dengan Alkitab

Sosok.ID - Tindakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di masa demo atas kematian George Floyd, menuai banyak kritikan.

Bukan hanya dari kepala polisi AS yang menentang saran Trump untuk melakukan tindakan keras pada para perusuh, seorang pastor juga mengkritik sikap Trump.

Diketahui Trump baru-baru ini mengunggah sebuah foto di depan gereja.

Ia menggunakan Alkitab dan salah satu gereja Episkopal sebagai 'properti' untuk fotonya.

Baca Juga: Kematian George Floyd, Kepala Polisi AS Punya Nyali Marahi Trump: Jika Tak Bisa Berpendapat, Tutup Mulutmu!

Seorang uskup dari gereja Episkopal pun mengungkapkan kemarahannya.

Aksi itu terjadi setelah para petugas kepolisian menyemprotkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan demonstran di wilayah Gedung Putih agar dapat memberi jalan bagi Trump.

Demonstran di AS masih ramai memenuhi ruas-ruas jalan di berbagai kota negara bagian, buntut dari kematian pria Afrika-Amerika George Floyd di tangan petugas polisi Minneapolis, Derek Chauvin.

Baca Juga: Mendadak Presiden Amerika Donald Trump Telepon Pemimpin Rusia Vladimir Putin dari Bunkernya, Ada Apa?

Beberapa menit setelah menyampaikan pentingnya hukum dan ketertiban di Rose Garden, Gedung Putih, Presiden Trump berjalan ke seberang jalan menuju gereja Episkopal St. John, tempat di mana semua presiden AS sejak James Madison beribadah.

Saat itulah petugas kepolisian menyemprotkan gas air mata agar kerumunan demonstran menyingkir dari jalan dan Trump bisa melalui mereka dengan aman.

Ketika Trump sampai di gereja Episkopal St. John, Trump mengangkat sebuah Alkitab dan berkata, "Tuhan adalah cinta," sembari berpose di depan tanda papan gereja.

Baca Juga: Gebrakan Aneh Presiden AS, Trump Akan Masukkan Kelompok Pendemo Kematian Geogre Floyd Sebagai Teroris, Mantan Pejabat AS Sebut Bertentangan Dengan Konstitusi

Pendeta Mariann Budde dari Keuskupan Episkopal Washington mengatakan pada Washington Post sebagaimana dilansir The Guardian,

"Saya, uskup dari Keuskupan Episkopal Washington yang bahkan tidak diinformasikan secara resmi bahwa para demonstran akan dibubarkan dengan gas air mata sehingga mereka bisa menggunakan salah satu gereja kami sebagai properti," ujar Budde yang merujuk pada Alkitab dan gereja yang digunakan Trump dalam fotonya.

Menurut Budde, pesan yang disampaikan Trump berlawanan dengan nilai-nilai cinta dan toleransi yang dianut gereja.

Baca Juga: Hubungan China dan AS Semakin Memanas! Tuding Tiongkok Punya Kendali Penuh atas WHO, Trump Putuskan Hubungan dengan Organisasi Kesehatan Dunia

"Biar saya perjelas, Presiden menggunakan Alkitab, teks paling suci dari tradisi Yahudi-Nasrani, dan menggunakan salah satu gereja kami tanpa izin sebagai latar belakang (fotonya) dengan pesan yang berlawanan dengan ajaran Yesus," ujar Budde kepada CNN.

"Kami berpihak pada mereka yang tak terhitung jumlahnya, yang mencari keadilan bagi kematian George Floyd dan saya tak percaya dengan apa yang saya lihat," tambahnya.

Ketika protes meluas, sebagaimana dilansir The Associated Press, gereja St. John mengalami sedikit kerusakan pada Minggu malam waktu setempat.

Baca Juga: Ready To War! Tak Mau Berpangku Tangan Kepada Amerika, Taiwan Luncurkan Deretan Mesin Perang Canggih untuk Hadapi Agresivitas China

Gereja itu mengalami kerusakan akibat kebakaran yang terjadi di bagian basement.

Budde mengatakan kerusakan itu sangat kecil, dibandingkan dengan banyaknya tempat bisnis yang hancur akibat penjarahan yang dilakukan massa.

"Kita bisa membangun kembali gereja. Kita bisa mengganti perabotan," ujar Budde.

"Tapi kita tidak bisa mengembalikan nyawa seseorang," lanjutnya.

Baca Juga: Tak Jauh dari Natuna, Ini Dia Pangkalan Militer China yang Bisa Mengoperasikan Pesawat Pembom Nuklir Strategis Jarak Jauh

Kemarahan Budde juga digemakan oleh para pemimpin agama lainnya.

Ketua Uskup, Michael Curry, kepala uskup gereja Episkopal provinsi itu menuduh presiden Trump telah menggunakan Alkitab dan gereja sebagai bagian dari alat politiknya.

Dilansir The Associated Press, dia mengatakan:

"Ini terjadi pada saat yang menyakitkan dan menderita di negara kita, dan perbuatannya (Trump) tidak membantu apa pun dalam menyembuhkan kita," ujar Curry, seorang Afrika-Amerika pertama yang memegang jabatan kepemimpinan Episkopal AS.

Baca Juga: Kena Karma, Suka Klaim Teritori Laut Negara Lain Kini China Sempoyongan Karena Kapal-kapal Perang Amerika Terobos Wilayahnya

Curry juga menambahkan, "Demi George Floyd, dan semua yang telah menderita, demi kita semua, kita membutuhkan pemimpin yang dapat membantu kita untuk 'menjadi satu bangsa, di bawah naungan Tuhan dengan kebebasan dan keadilan bagi semuanya."

Seorang pastor Katolik, Edward Beck dalam kicauannya di Twitter merespons perbuatan Trump dengan pernyataan.

"Pernahkah Alkitab dipergunakan lebih tidak jujur dan dengan cara yang eksploitatif (dari ini)?"

Tayangan Televisi menyiarkan Trump menuju gereja St. John setelah presiden itu dikritik karena telah berlindung di sebuah bunker ketika para demonstran berkumpul di luar Gedung Putih pada Jumat malam waktu setempat.

Baca Juga: Hit To Kill! Amerika Kerangkeng China, Pasang Rudal Pencegat THAAD yang Pernah Digunakan Menggebuk Irak

Selama satu jam, Trump berada di bunker. Tempat itu biasanya digunakan untuk berlindung dari perang atau pun dari serangan teroris.

Ulah Trump mengangkat kitab suci setelah kerusuhan membuat para pemuka agama geram.

Sebab Trump seolah menggunakan Alkitab sebagai tameng, menjadikannya properti dan alat politik secara bersamaan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pakai Alkitab dan Berpose Depan Gereja, Trump Disemprot Pendeta Episkopal"

(Miranti Kencana Wirawan)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya