Kini Yung Yau mendapat mandat dari sang ayah untuk mencari orang yang tepat untuk merawat gamelan tersebut.
"Orang tua saya berkata memang sudah waktunya dilestarikan saja kepada orang yang sungguh-sungguh berjodoh sama gamelan ini," ungkap Yung Yau.
Terkait proses memperoleh gamelan tersebut, Yung Yau mengatakan bahwa ayahnya yang mengawalinya.
Di saat masih muda, ayah Yung Yau bertemu dengan orang yang sebelumnya mengoleksi gamelan-gamelan tersebut.
Meski meneruskan untuk merawat gamelang tersebut, ayah Yung Yau juga harus merogoh kantong dalam-dalam kala itu.
"Waktu papa beli dulu itu gamelan dari Majapahit, tahun 1200-an itu harganya udah Rp 250 juta," ungkap Yung Yau.
"Terus yang gamelan lain itu, per-set-nya dibeli Rp 80 juta, Rp 80 juta."
"Terus rumah (joglo tempat menyimpan gamelan) itu juga ikut dijual, dilestarikan sama papa. Orangnya (kolektor sebelumnya) minta Rp 80 juta,"
"Totalnya itu ada 3 set gamelan dan rumah joglo itu Rp 400-an juta," pungkasnya.
Kini sang kolektor mengaku akan menjual gamelan kepada yang berminat dengan mahar Rp 7,5 miliar.
(*)