Musa bertanya, "Apa gerangan yang terjadi pada kalian berdua? mengapa kalian berdua tidak meminumkan ternak kalian?"
Lalu dua gadis itu menjawab, "Kami tidak dapat memberi minum sebelum penggembala-penggembala itu selesai memberi minum ternaknya, sedangkan Ayah kami sudah sangat tua sehingga kami membantunya untuk mengurus ternak ini".
Nabi Musa lantas memutuskan untuk membantu mereka. Musa mengangkat batu besar menutupi sumur lain di dekat sumur yang digunakan orang-orang lainnya.
Batu besar itu biasanya butuh sepuluh orang kuat untuk mengangkatnya, namun Musa melakukannya seorang diri.
Usai membantu dua gadis itu memberi minum ternaknya, Musa kembali duduk di bawah naungan pohon dan beristirahat.
Musa kemudian merasa lapar dan berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.”
Sementara Musa beristirahat, dua wanita yang adalah putri Nabi Syuaib itu pulang ke rumah. Nabi Syuaib keheranan karena biasanya putrinya pulang telat, sehingga dua gadis itu menceritakan yang terjadi kepada mereka.
Nabi Syuaib merasa takjub dengan orang asing dan kuat yang sangat sopan itu. Dia pun meminta salah seorang anaknya mengundang Musa untuk menghadapnya.
Putri Nabi Syuaib tersipu malu berkata "Bapakku memanggil kamu untuk memberikan balasan terhadap kebaikanmu memberi minum ternak kami".
Musa menuhi undangan itu, mereka berjalan ke rumah Nabi Syuaib dengan sang gadis berada di belakang.
Gadis itu mengisyaratkan jalan dengan melempar batu kecil. Setibanya, Nabi Musa pun bertemu Nabi Syuaib, yang kelak menjadi mertuanya. (*)