Pada hari Senin, sebuah kelompok yang disebut Badan Koordinasi Pemogokan Umum, dalam sebuah pernyataan atas nama 36 kelompok masyarakat sipil, mengeluh bahwa rekomendasi oleh anggota ASEAN telah diabaikan oleh seorang utusan yang mengadvokasi pemerintah militer Myanmar.
“Kunjungan utusan ASEAN ke Myanmar tidak menunjukkan rasa hormat atas suara dan tuntutan rakyat Myanmar,” katanya, menyebut ASEAN “memalukan”.
Hun Sen dari Kamboja menjadi pemimpin asing pertama yang mengunjungi Myanmar sejak kudeta ketika ia melakukan perjalanan ke negara itu pada Januari. (*)