Dalam sebuah laporan, AS mengkonfirmasi bahwa konsulat tidak rusak, roket jatuh ke jarak 2 km terdekat dan tidak ada anggota staf yang terluka.
Pada 13 Maret, Garda Nasional Iran (IRGC), mengumumkan serangan rudal terhadap "pusat mata-mata Israel di Erbil".
Serangan tersebut diakui sebagai balasanatas serangan udara Israel yang menewaskan dua anggota IRGC di Suriah.
Kantor berita Iran mengungkapkan bahwaIRGC meluncurkan 10 rudal balistik Fateh, termasuk rudal balistik jarak pendek Fateh-110, dengan jangkauan 300 km.
Namun dalam sebuah keterangan yang diungkap seorang pejabat Irak di Baghdad, awalnya ia mengatakan konsulat AS terkena rudal.
Pejabat daerah otonomi Kurdi di kota Erbil kemudian mengatakan bahwa rudal itu hanya mendarat di sekitar wilayah konsulat, bersikeras bahwa Israel tidak memiliki fasilitas di Erbil.
Sebagai informasi, diketahui bahwa Iran dan Rusiamerupakansekutu militer pada konflik di Suriah dan Irak, Afghanistan, dan negara-negara Asia Tengah pasca Uni Soviet bubar.
Nama Iran pun kembali disoroti usai sebuah rudal balistik dilaporkan jatuh di dekat konsulat AS di kota Erbil, Irak utara.
Pejabat AS pun mengatakan serangan itu diluncurkan dari Iran yang menargetkan mereka.
Serangan rudal balistik itu terjadi dalam konteks upaya AS untuk menemukan suara yang sama dengan Iran dalam masalah nuklir.