"Sangat miris. Kejadian ini bukan dalam kondisi terkendali. Ini dia buat tidak terkendali dan itu kesalahan fatal," tegas Faisal.
Menurut Faisal, jika Tubagus Joddy mengendalikan kecepatan setidaknya 100 km per jam, tidak lebih, mungkin dia masih bisa melakukan pengereman.
Namun fakta yang ia temukan, mobil tersebut sangat tidak terkendali.
"Kalau normal kan terkendalikan mobilnya," katanya.
"Kalau saja masih 100 (kecepatannya) masih bisa direm kalau kecepatan seperti itu dia buat situasi tidak terkendalikan," lanjut Faisal.
Ia menambahkan, dengan kecepatan seperti yang dibawa oleh Tubagus Joddy, dapat menyebabkan mesin mobil menjadi pecah.
"Saya sudah duga."
"Dari awal kecepatan 100 lebih kalau kecepatan segitu mesin mobil pecah," tandas pria paruh baya yang kehilangan anak dan menantunya pada 4 November 2021 ini. (*)