Lebih spesifik lagi, doktrin gabungan TNI, Tri Dharma Eka Karma (Tridek) menjadi lambang jika pasukan bersenjata bisa menghancurkan musuh di pangkalannya, rutenya, atau ketika memasuki wilayah Indonesia.
Strategi Pertahanan Laut dan Kepulauan Angkatan Laut menggaris bawahi pentingnya memiliki pendekatan strategis dan operasional untuk melaksanakan operasi di wilayah melebih batas nasional Indonesia dengan peringatan minim, atau tanpa peringatan sama sekali.
Intinya, Jakarta seharusnya secara ideal mengembangkan militer yang bisa beroperasi jauh melampaui teritori perairannya untuk melawan musuh, atau setidaknya mendeteksi aktivitas musuh.
Konsekuensinya, postur angkatan laut yang bisa mendukung seperti rudal jarak jauh, atau yang disebut-sebut angkatan laut dengan kemampuan substansi "air biru" diperlukan dengan platform untuk beroperasi di lautan sebagai salah satu kunci pentingnya.
Sayangnya, karena kurangnya anggaran Indonesia, pemerintah tidak punya kemewahan membeli semua senjata angkatan laut untuk memenuhi tujuan ini.
Itulah sebabnya pemerintah harus memprioritaskan.
Peneliti analisis di Semar Sentine Pte Ltd, Muhammad Fauzan Malufti, serta direktur Semar Sentinel Pte Ltd, Alban Sciascia, mengatakan investasi bagi angkatan laut Indonesia adalah kapal selam.
Pertama, kemampuan siluman kapal selam menjadi keunggulannya.
Aset angkatan laut kebanyakan bisa dideteksi, tapi kapal selam bisa bersembunyi terutama di teritori sengketa.
Itulah sebabnya kapal selam sesuai dengan tuntutan operasional TNI terkait operasi intelijen, pengawasan dan pengintaian jarak jauh.