Tak cuma itu, para menteri juga mengatakan mereka memiliki “keprihatinan serius dan berkelanjutan” tentang masalah hak asasi manusia di Xinjiang serta Hong Kong dan menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan pada hari Jumat (7/1/2021) bahwa China menyesalkan komentar baru-baru ini oleh Amerika Serikat dan Jepang.
China mengajukan keluhan resmi dengan kedua negara, kata Wang, pada jumpa pers harian di Beijing.
Menjelang pertemuan, Blinken mengatakan AS dan Jepang akan menandatangani kesepakatan kolaborasi pertahanan baru yang dirancang untuk melawan ancaman yang muncul.
Hal ini seperti persenjataan hipersonik dan berbasis ruang angkasa, dalam seminggu ketika Korea Utara menguji apa yang dikatakannya sebagai rudal hipersonik.
Blinken mengatakan aliansi AS-Jepang “tidak hanya harus memperkuat alat yang kita miliki, tetapi juga mengembangkan yang baru”, mengutip pembangunan militer Rusia terhadap Ukraina, tindakan “provokatif” Beijing atas Taiwan, dan peluncuran rudal Korea Utara.
Rusia, China, dan AS juga berlomba untuk membangun senjata hipersonik dengan kecepatan dan kemampuan manuvernya yang ekstrem membuat mereka sulit dikenali dan diblokir dengan rudal yang ada.
“Kami meluncurkan perjanjian penelitian dan pengembangan baru yang akan memudahkan para ilmuwan kami,"
"Bagi para insinyur dan manajer program kami untuk berkolaborasi dalam isu-isu terkait pertahanan yang muncul,"
"Mulai dari melawan ancaman hipersonik hingga memajukan kemampuan berbasis ruang angkasa,” kata Blinken pada pembukaan pertemuan.