Sosok.ID - Dua negara menuduh China melakukan 'upaya berkelanjutan' untuk merusak tatanan internasional berbasis aturan di tengah prospek regional yang tidak pasti.
Jepang dan Amerika Serikat telah menyatakan keprihatinan tentang hal tersebut, karena kedua negara sepakat untuk memperdalam kerja sama pertahanan dalam menanggapi ancaman baru dan yang akan muncul.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi, dan menteri pertahanan kedua negara bertemu secara virtual.
Pertemuan itu untuk membahas peningkatan hubungan keamanan di tengah fokus yang berkembang pada peran internasional Jepang.
Para menteri “menyatakan keprihatinan mereka bahwa upaya berkelanjutan oleh China untuk merusak tatanan berbasis aturan menghadirkan tantangan politik, ekonomi, militer, dan teknologi ke kawasan dan dunia”, menurut sebuah pernyataan yang dirilis setelah pertemuan.
“Mereka memutuskan untuk bekerja sama untuk mencegah dan, jika perlu, menanggapi kegiatan yang tidak stabil di wilayah tersebut," lanjut pernyataan, dilansir dari Al Jazeera.
Mereka juga menyatakan keprihatinan tentang aktivitas China di Laut China Timur.
Di mana Jepang terlibat dalam sengketa wilayah atas Kepulauan Senkaku, dan mengulangi “keberatan kuat” mereka terhadap “klaim maritim yang melanggar hukum, militerisasi, dan aktivitas koersif China di Laut China Selatan”.
Beijing mengklaim hampir seluruh laut di bawah apa yang disebut sembilan garis putus-putus yang ditolak oleh pengadilan internasional setelah kasus diajukan oleh Filipina pada 2016.
China juga telah membangun pulau-pulau buatan dan pos-pos militer di sana, serta mengerahkan penjaga pantainya dan milisi maritim bayangannya.