Khairy mengatakan, kasus Omicron dikonfirmasi pada 2 Desember 2021 berdasarkan sampel yang diambil dari mahasiswa berusia 19 tahun, lewat RT-PCR setibanya di Bandara Internasional Lumpur (KLIA).
Mahasiswa itu tiba di Malaysia dari Singapura. Dia kemudian diangkut dari KLIA ke tempat karantina menggunakan bus kampus dan dikarantina di Ipoh.
Baca Juga: Covid-19 Jenis Baru Kembali Muncul di Dunia, Disebut Varian Lambda
Lima orang lainnya yang berada di bus yang sama dengan mahasiswa tersebut juga ikut dikarantina. Tapi, semuanya negatif Covid-19. Sementara delapan kontak dekat mahasiswa menjalani tes RT-PCR pada Jumat.
Khairy menambahkan, siswa tersebut memasuki Malaysia sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Omicron sebagai variant of concern pada 26 November lalu.
"Setelah kami mengetahui tentang Omicron, kami kembali melakukan tes genomik pada semua kasus positif dari KLIA antara 11 dan 28 November untuk melihat apakah sudah ada di sini."
"Begitulah cara kami mendeteksi kasus tersebut," kata Khairy.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan, dua penumpang yang tiba di Singapura dari Afrika Selatan dengan penerbangan Singapore Airlines menunjukkan hasil tes "awal positif" varian Omicron.
"Kedua orang itu diisolasi setibanya di Singapura pada 1 Desember, dan belum berinteraksi di masyarakat," kata Kementerian Kesehatan Singapura pada 2 Desember 2021 seperti dikutip Channel News Asia.
"Saat ini tidak ada bukti penularan komunitas dari kasus-kasus ini," sambungnya.
Kedua orang tersebut dalam masa pemulihan di bangsal isolasi di National Center for Infectious Diseases (NCID).