Follow Us

Mutasi Virus Corona 50% Lebih Menular Ditemukan di Inggris, 40 Negara Tutup Perjalanan, WHO Berusaha Redam Kepanikan Dunia

Rifka Amalia - Selasa, 22 Desember 2020 | 20:00
 Lahan Pemakaman Covid-19 di Jakarta
Warta Kota/Alex Suban

Lahan Pemakaman Covid-19 di Jakarta

Sosok.ID - Lebih dari 40 negara di dunia, memblokir perjalanan ke Inggris setelah ditemukan mutasi baru virus Covid-19 di negara tersebut.

Pemerintah Inggris pada Senin (21/12/2020) berusaha keras untuk mengurangi dampak larangan masuk yang dipicu oleh ketakutan mutasi virus corona baru yang diyakini berasal dari Inggris.

Dilansir dari Washington Post, pejabat kesehatan mengatakan mereka tidak percaya mutasi virus menjadi lebih mematikan atau kebal vaksin.

Tetapi bukti bahwa mutasi itu menyebar jauh lebih mudah telah membuat khawatir pemerintah di Eropa dan di seluruh dunia.

Baca Juga: Bersebelahan dengan Indonesia, Negara Ini Disebut Berhasil Tekan Angka Penyebaran Covid-19, Tapi Justru Buat Terpuruk dan Sulit Lepas dari Cap Sebagai Negara Miskin Sampai 2030

Ilmuwan yang menasihati pemerintah Inggris memperkirakan bahwa varian baru virus penyebab penyakit Covid-19 itu 50 persen lebih mudah menular.

Dalam konferensi pers di Downing Street pada Senin malam, Perdana Menteri Boris Johnson mengecilkan dampak dari penutupan perbatasan dan menjawab pertanyaan tentang perlunya penguncian nasional, sambil menekankan kemajuan pada vaksin.

Lebih dari 500.000 orang di Inggris telah mendapatkan suntikan Pfizer-BioNTech awal.

Johnson mengatakan dia memahami ketakutan negara lain tentang jenis virus baru, tetapi ia berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron - yang mengisolasi diri setelah terjangkit Covid-19 minggu lalu - tentang membuat pelabuhan bergerak lagi.

Baca Juga: Negeri Raja Salman Umumkan Bisa Kendalikan Wabah Corona

Ilmuwan Inggris yang menasihati pemerintah mengatakan Senin bahwa mutasi virus corona ini pertama kali muncul di Inggris pada bulan September.

Namun baru pada Desember para peneliti melihat seberapa cepat ia mulai mendominasi.

Source : Washington Post

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest