Follow Us

Pembual? Obok-obok Laut China Selatan hingga Indonesia Kebakaran Jenggot, Beijing Klaim Ogah Dominasi Asia Tenggara

Rifka Amalia - Sabtu, 27 November 2021 | 17:00
Ilustrasi kapal perang di Laut China Selatan
Dispen Kolinlamil

Ilustrasi kapal perang di Laut China Selatan

Kapal Filipina itu membawa pasokan untuk pasukan di beting Laut China Selatan yang disengketakan dan memaksa mereka untuk kembali.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengutuk insiden itu, merujuk pada kawanan itu dengan nama Filipinanya.

Baca Juga: Sejauh Ini Cuma Militer China! AS Bingung, Beijing Kuasai Teknologi yang Menguji Batasan Fisika, Kemampuan yang Tak Pernah Terjadi Sebelumnya

“Kami membenci kejadian baru-baru ini di Ayungin Shoal dan memandang dengan keprihatinan serius perkembangan serupa lainnya. Ini tidak berbicara dengan baik tentang hubungan antara negara-negara kita dan kemitraan kita,” kata Duterte pada pertemuan itu.

Duterte juga meminta China untuk menghormati Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982, yang menetapkan hak maritim dan hak berdaulat atas zona maritim, bersama dengan putusan arbitrase Den Haag 2016 yang sebagian besar membatalkan klaim Laut China Selatan China.

China telah menolak untuk mengakui keputusan itu.

Baca Juga: Ngeri, China Gunakan Milisi Maritim untuk Koyak Laut China Selatan

“Kita harus sepenuhnya memanfaatkan perangkat hukum ini untuk memastikan bahwa Laut China Selatan tetap menjadi lautan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran,” kata Duterte.

Pada hari Senin, (21/11), Filipina mengerahkan kembali dua kapal pasokan untuk menyediakan makanan bagi marinir yang berbasis di Second Thomas Shoal di atas kapal perang era Perang Dunia II yang sengaja kandas pada tahun 1999 dalam upaya untuk memperkuat klaimnya.

Kapal-kapal China telah mengepung beting dan menuntut Filipina untuk menarik kapal BRP Sierra Madre itu.

China telah berusaha untuk memperkuat kehadirannya di jalur air Laut China Selatan, rumah bagi rute pelayaran penting, stok ikan, dan deposit minyak dan gas bawah laut.

China bakan membangun landasan terbang dan fitur lainnya di pulau-pulau yang dibuat dengan menumpuk pasir dan beton di atas terumbu karang.

Source : Al Jazeera

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest