Sosok.ID - Teheran mengisyaratkan siap untuk terus bertahan dari sanksi Amerika jika pembicaraan nuklir Wina tidak memenuhi harapannya.
Amerika Serikat harus “menerima kenyataan” dan setuju untuk mencabut sanksinya terhadap Iran selama pembicaraan nuklir minggu depan di Wina, menurut negosiator utama Teheran.
Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (23/11/2021), perwakilan Iran dan penandatangan lain dari kesepakatan nuklir 2015 akan berada di Austria mulai 29 November untuk mencoba memulihkan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), yang ditinggalkan AS pada 2018.
Iran, China, Rusia, Inggris, Prancis, dan Jerman akan melanjutkan enam putaran pembicaraan yang dihentikan pada Juni untuk memungkinkan presiden baru Iran, Ebrahim Raisi, membentuk pemerintahannya.
Baca Juga: Kesepakatan Hancur, Prajurit Suriah Lanjutkan Penembakan di Daerah Kantong Pemberontak
Seperti sebelumnya, AS akan berpartisipasi secara tidak langsung dalam negosiasi yang jika berhasil akan membuat sanksi keras AS terhadap Iran dicabut, dan membawa Iran kembali ke kepatuhan penuh terhadap ketentuan perjanjian.
Iran sebelumnya mengatakan siap untuk "kesepakatan yang baik" di Wina.
Tetapi AS harus menerima tanggung jawab untuk mengingkari JCPOA, mencabut semua sanksi yang diberlakukan sejak 2018 sekaligus, dan menjamin tidak akan meninggalkan kesepakatan lagi.
Namun, AS mengatakan pihaknya siap untuk mencabut sanksi “tidak konsisten” dengan kesepakatan itu, menandakan pihaknya ingin mempertahankan beberapa sanksi hak asasi manusia dan “terorisme” yang diberlakukan selama tiga tahun terakhir.
Ia juga mengatakan waktu untuk mencapai kesepakatan hampir habis karena program nuklir Iran terus maju.
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, diperkirakan akan bertemu dengan menteri luar negeri baru Iran, Hossein Amirabdollahian, di Teheran untuk pertama kalinya pada hari Selasa.