Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dapat Julukan Kupu-kupu Malam, Wanita Ini Jadi Ibu Negara Paling Berpengaruh Gegara Kenekatannya, Akhir Hayatnya Berbanding Terbalik!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Kamis, 16 September 2021 | 15:59
Dikenal sebagai ibu negara diktator, sosok Eva Peron justru dianggap berbeda oleh rakyatnya, dari wanita jalanan hingga masuk dunia politik

Dikenal sebagai ibu negara diktator, sosok Eva Peron justru dianggap berbeda oleh rakyatnya, dari wanita jalanan hingga masuk dunia politik

Para pria dengan mudah mendapatkan "boneka-boneka" cantik. Mereka tidak sadar bahwa ada salah satu dari "boneka" itu, yang tubuhnya lembut dan mungil, kelak menjadi lebih besar dari mereka semua!

Dia adalah wanita yang berasal dari lorong yang gelap, yang tak punya keinginan untuk menjahit atau menyeterika baju, menyalakan pemanas dan memandikan anak-anak. "Evita adalah wanita dengan cambuk, berhati serigala, yang menembus istana untuk berkuasa," demkian Eloy Martinez bercerita.

Di tahun 1944, wanita yang kala itu berusia 25 tahun memutuskan "menyerahkan" diri pada Juan Domingo Peron (48), seorang kolonel dan menteri perburuhan yang menduda, yang membutuhkan "perawat" dan secara seksual hampir pasif.

Mereka pun menjadi pasangan yang saling menunjang. Tujuan Evita memang hanya satu: menjadi pendampingnya ketika sang kolonel naik menjadi penguasa Argentina. Dengan demikian wanita kelahiran Los Toldos ini praktis akan menjadi wanita paling berkuasa di negerinya.

"Berkuasa itu rumusnya seperti membuat film percintaan. Yang dibutuhkan hanya seorang pria, seorang wanita, dan sisanya cukup figuran saja," kata Evita.

"Evita" atau Eva Kecil, tumbuh menjadi pembaharu sosial yang terbesar di negerinya. la memberi hak pilih bagi kaum wanita, membangun ribuan sekolah, rumah sakit, dan panti jompo.

la juga membentuk serikat pekerja para pembantu wanita. Meskipun kadang kelihatan arogan dan otoriter. Bahkan ia menyelenggarakan upacara perkawinan masal bagi para tuna wisma. Upayanya itu agak mirip dengan tindakan diktator Italia, Mussolini.

Baca Juga: Istri Giring eks Vokalis Nidji Sudah Halu Jadi Ibu Negara dan Dikawal Paspampres: Saya Siap Haha

Muminya ditato

Ia mengesahkan dirinya sebagai wakil Descamisados, kaum papa. Ia suka berkonvoi kendaraan sambil membunyikan klakson keras-keras di jalan-jalan asri dan lengang, di daerah kaum elite di sekitar Istana Casa Rosada, hanya agar para senora kalangan atas terbangun dari ranjangnya.

Hari-harinya dimulai dengan mengumpat seorang mengeri “cuma tahi saja yang ada di kepalamu”, kemudian dilanjutkan dengan simbahan air mata apabila ia bertemu dengan kaum papa yang jumlahnya ribuan, yang telah menantinya di luar istana.

Mereka datang bersama keluarga hanya untuk minta hadiah pada anak keempat dari lima anak Juana Ibarguen de Duarte. Oleh karena itulah namanya makin terkenal sebagai orang suci.

Source : intisari-online.com

Topic :Tokoh Dunia

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x