Dalam salah satu buku yang memuat tentang dirinya ada wawancara yang dilakukan dengan seorang putri salah seorang bawahan Kolonel Moori Koenig. Konon, ayah wanita itu membuat film tentang mumi Evita.
Yolanda, demikian nama sang putri, memberikan kesaksian di rumahnya. “Apa yang ada di dalam situ, Papa?” tanyanya.
“Sebuah boneka besar,” jawab ayahnya.
Yolanda membuka peti besar itu. Kamera sang ayah merekamnya. Boneka sebesar orang itu berpakaian putih, bertelanjang kaki, jemarinya begitu indah. Ujung-ujung jemarinya menebar bau bunga lavender. Yolanda cilik mulai mengepang rambut “bonekanya”, memakaikan lipstik seperti adegan dalam film Hitchock.
Pada 23 April 1957, mumi Evita berada di kapal Conte Biancamo dengan tujuan Italia. Atas persetujuan ordo Paulus dan Vatikan, jasadnya dimungkinkan untuk dikubur dengan upacara agama.
Kedatangan “Evita” secara incognito itu diumumkan sebagai kedatangan Maria Maggi, seorang Italia yang meninggal di Argentina. Ia dikuburkan di Milan dengan nama yang salah.
Bagi orang Argentina dan dunia, ia seperti hilang tanpa jejak. Barulah 13 tahun kemudian jejak mayatnya ditelusuri.
Istirahat akhir dari mumi itu baru terjadi pada 22 Oktober 1976 di Buenos Aires. Evita Duarte dimakamkan di La Recoleta. (*)