Follow Us

Dapat Julukan Kupu-kupu Malam, Wanita Ini Jadi Ibu Negara Paling Berpengaruh Gegara Kenekatannya, Akhir Hayatnya Berbanding Terbalik!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Kamis, 16 September 2021 | 15:59
Dapat Julukan Kupu-kupu Malam, Wanita Ini Jadi Ibu Negara Paling Berpengaruh Gegara Kenekatannya, Akhir Hayatnya Berbanding Terbalik!

Penyakit kankernya yang sampai merenggut jiwanya pada usia 33 tahun tak pernah diberitakan sampai saat terakhir. Bobotnya yang tinggal 33 kg saat meninggal tak pernah diketahuinya dengan pasti.

Soalnya, Juan Domingo Peron memerintahkan untuk memutar sekrup timbangan agar berat tubuh Evita yang menurun drastis tidak ketahuan. Radio juga dijauhkan agar ia tidak mendengar berita.

Ketika ia meninggal pada 26 Juli 1952, Argentina seperti dikejutkan. Dua juta warga turun ke jalan untuk memberikan penghormatan terakhir pada Evita. Para buruh menengadahkan wajah mereka ke langit, dan seperti orang yang tak sadar, mereka berbaris panjang menunggu giliran untuk bisa menjatuhkan diri di kaki dewi pujaan mereka.

Baca Juga: Saat Ibu Negara Korea Utara Menghilang Bak Ditelan Bumi, Mantan Kekasih Kim Jong Un Digadang-gadang Gantikan Posisi Adik sang Pimpinan Tertinggi Korut

Surat dari surga

Benda keramat pertama yang dimuliakan dan ingin dijamah mereka adalah berbagai hal yang ditinggalkan Evita. Bekas lipstik di gelas sampanye atau sebotol kecil minyak hidung yang dipakai ibu pujaan bangsa Argentina ini kalau sedang terserang pilek.

Malam saat kematiannya, para menteri berkumpul dan menetapkan tiga puluh hari masa berkabung nasional. Peron juga mengajak bangsanya untuk berkirim surat kepada Evita yang telah tiada.

Tiga belas hari setelah kepergian Evita, sepucuk surat di kertas berbau harum yang ditandatangani Evita diterima. Isinya? "Saya mencium kalian dari surga."

Evita terbaring di peti mati yang ada jendela kacanya. Peti tersebut diselubungi bendera biru putih Argentina. Kuku jemarinya dicat transparan dan rambutnya terurai segar seperti Putri Abu, Putri Mawar, atau Putri Salju yang digambarkan penulis biografinya Alicia Dujoune Ortiz.

Mata Evita yang jadi menonjol ditenggelamkan dr. Pedro Ara. Begitu juga bibirnya yang berwarna kelabu itu lenyap.

"Lewat pembuluh darahnya dimasukkan cairan campuran dari formaldehida, parafin, dan seng khlorida. Dari seluruh tubuhnya tercium bau bunga lavender," demikian tulis Eloy Martinez.

Dalam kenangan massa, ia adalah Evita yang seolah-olah tengah tidur sejenak dan akan bangun dalam sekejap. Pokoknya, forever young dan forever blonde.

Source : intisari-online.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest