Beijing mengklaim hak bersejarah atas sumber daya dalam apa yang mereka sebut garis sembilan putus atas sebagian besar Laut China Selatan.
Pada 12 Juli 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag memutuskan, China tidak memiliki hak bersejarah atas Laut China Selatan.
Baca Juga: Penyusup Dari Tiongkok Sampai Kocar Kacir, Inilah Pasukan
Pengadilan juga menyatakan, China telah mengganggu hak penangkapan ikan tradisional Filipina di Scarborough Shoal dan melanggar hak kedaulatan Filipina dengan mengeksplorasi minyak dan gas di dekat Reed Bank.
Dalam sebuah pernyataan tertulis pada Minggu (11/7), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, kebebasan laut adalah kepentingan "abadi" semua negara.
"Tidak ada tatanan maritim berbasis aturan di bawah ancaman yang lebih besar dibanding di Laut China Selatan," kata Blinken, seperti dilansir Reuters.
"Republik Rakyat China terus memaksa dan mengintimidasi negara-negara pesisir Asia Tenggara, mengancam kebebasan navigasi di jalur global yang kritis ini," imbuh dia.
(*)