Alkisah, ada dua tentara Romania yang sedang menggali lubang perlindungan hanya beberapa ratus meter dari posisi Pavlichenko.
Setelah diberi izin menembak, dia menantapkan bidikannya dan mendapat korban pertamanya.
Pavlichenko menggambarkan momen itu sebagai "tembakan pembaptisan".
Konon dua tentara Romania itu tidak dihitung dalam jumlah korban resmi Pavlichenko karena dianggap "tembakan percobaan", tetapi rekan-rekan sang Lady Death mengklaim dua tentara itu masuk ke daftar korban.
"Satu-satunya yang saya rasakan adalah kepuasan besar, perasaan pemburu yang membunuh binatang mangsanya," tutur Pavlichenko menggambarkan keberhasilan membunuh korban pertamanya.
Dalam beberapa bulan berikutnya, Pavlichenko semakin mahir menjalankan tugasnya.
Berangkat dari kamp pada malam hari, dia akan menuju posisi terdepan di dekat musuh dan berbaring tak bergerak menunggu kesempatan menembak.
"Kamu harus mengendalikan diri, punya keinginan kuat, dan daya tahan tinggi untuk berbaring selama 15 jam tanpa bergerak."
"Kedutan sekecil apa pun bisa membuatmu mati," tulisnya.
Beragam tipe musuh sudah dia hadapi termasuk melawan sniper Jerman.
Salah satu yang paling dikenangnya adalah duel selama tiga hari yang digambarkannya sebagai "salah satu pengalaman paling menegangkan dalam hidupku".