Pada akhirnya, musuh Pavlichenko "membuat satu gerakan terlalu banyak" dan menjadi salah satu dari 36 snipers yang masuk ke daftar korbannya.
Pavlichenko sama sekali tidak menyesali peluru-pelurunya yang membuat musuhnya kehilangan nyawa.
"Satu-satunya perasaan yang kumiliki adalah kepuasan besar yang dirasakan seorang pemburu yang telah membunuh mangsanya."
Namun tidak semua kisahnya berakhir bahagia di medan perang.
Kekasihnya sekarat di pelukannya, dan peristiwa itu tak pernah dilupakannya sampai ia depresi di tahun-tahun berikutnya.
Ketika perintah turun untuk mengevakuasi Odesa, Pavlichenko menuju Sevastapol di Semenanjung Krimea.
Di sana ia menghabiskan 8 bulan berikutnya mempertahankan kota dan melatih penembak jitu baru.
Ia dua kali dipromosikan naik jabatan. Pertama menjadi Sersan Senior setelah dikonfirmasi mencapai 100 korban, dan yang kedua menjadi Letnan ketika jumlah korbannya jadi 200.
Jerman sangat takut pada Lady Death bahkan mereka sampai berusaha menyuapnya.
"Lyudmila Pavlichenko, datanglah ke kami. Kami akan memberimu banyak coklat dan menjadikanmu seorang perwira Jerman," kenang Lady Death saat mendengarnya dari pengeras suara.
Bujuk rayu itu tak berhasil, dan Jerman beralih mengancam.