Follow Us

Menohok! Fahri Hamzah Tanggapi Polemik KPK, Sempat Sindir Soal Lembaga Penegak Hukum yang Penuh Intrik dan Persaingan: Tes Psikologi Kan Memang Ekstrim Karena Mencari Reaksi Kejiwaan

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Rabu, 02 Juni 2021 | 12:19
Menohok! Fahri Hamzah Tanggapi Polemik KPK, Sempat Sindir Soal Lembaga Penegak Hukum yang Penuh Intrik dan Persaingan: Tes Psikologi Kan Memang Ekstrim Karena Mencari Reaksi Kejiwaan
Instagram/@fahrihamzah

Menohok! Fahri Hamzah Tanggapi Polemik KPK, Sempat Sindir Soal Lembaga Penegak Hukum yang Penuh Intrik dan Persaingan: Tes Psikologi Kan Memang Ekstrim Karena Mencari Reaksi Kejiwaan

Sosok.ID - Wakil Ketua Partai Gelora, Fahri Hamzah yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI akhirnya angkat bicara soal polemik KPK yang disebut penuh intrik dan persaingan.

Fahri Hamzah pun memberi tanggapannya soal polemik yang sedang terjadi lembaga anti-rasuah, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ia pun secara gamblang mengatakan, semua lembaga negara harus berintegritas dengan sistem negara. Termasuk halnya, KPK.

"Jadi yang penting tidak boleh ada lembaga yang tidak terintegrasi dalam sistem bernegara," ujar Fahri, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Selasa (1/6/2021).

Baca Juga: Sikapnya Dikenal 'Memusuhi' Pemerintah, Presidium KAMI Gatot Nurmantyo Dapat Penghargaan Bintang Mahaputera dari Jokowi

Namun demikian Fahri juga menegaskan bahwa sikapnya pada KPK tak pernah berubah sedikit pun.

Sebagai institusi yang punya semangat memberantas korupsi, KPK harus menjadi lembaga berintegritas.

Ia pun menjelaskan, satu efek dari revisi UU KPK, yakni UU Nomor 30 Tahun 2002 dengan UU Nomor 19 Tahun.

Efek ini berkaitan dengan pengalihan status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Baca Juga: Megawati Pertanyakan Apa Sumbangsih Milenial untuk Rakyat, Milenial Tanya Balik, 'Apa yang Kalian Contohkan kepada Kami?'

"Salah satu efek dari revisinya adalah mengintegrasi pegawai KPK yang cenderung tidak mau ikut kepada sistem kita untuk mengelola aparatur sipil negara."

"Menjadi pegawai yang bekerja untuk kepentingan, atau dengan platform ASN," ujarnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini juga menyebut polemik soal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) hanya perkara teknis.

"Jadi ini saja yang tejadi. Soal tes dan sebagainya itu teknis. Tes psikologi itu kan beda dengen tes matematika."

Baca Juga: Sempat Icip Bangku yang Sama, Fahri Hamzah Bongkar 'Borok' Anggota DPR: Kerjanya Cuma Duduk Tapi Mobilnya Paling Mewah

Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah tanggapi polemik KPK: Tak Boleh Ada Lembaga Tidak Terintegrasi dalam Sistem Negara.
Tangkapan Layar Youtube Kompas TV

Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah tanggapi polemik KPK: Tak Boleh Ada Lembaga Tidak Terintegrasi dalam Sistem Negara.

"Tes psikologi kan memang ekstrim karena mencari reaksi kejiwaan kita terhadap suatu pressure, pertanyaan," jelasnya.

Selain itu, Fahri juga memberi komentar kepada pegawai KPK yang protes karena tak lolos TWK pada akun Twitternya, @Fahrihamzah.

Meski tak diucapkan secara gamblang, disinyalir tulisan Fahri merupakan surat terbuka bagi pegawai KPK tersebut.

Bagi Fahri, reaksi pegawai KPK yang tak lolos TWK itu berlebihan.

Baca Juga: Tumben Sepaham, Fahri Hamzah Dukung Gibran, Sebut Jokowi Tak Berniat Bangun Dinasti Politik, 'Orang Bodoh Bukan Hanya di Istana'

Hal itu, lanjut Fahri, malah mengungkap KPK sudah lama menjadi lembaga politik.

"Bereaksi berlebihan membuat kalian ketahuan bahwa selama ini memang lembaga penegak hukum itu telah lama menjadi lembaga politik yang penuh intrik dan persaingan."

"Trus kami rakyat hanya disuguhi opera sabun. Masalah tidak selesai tapi tetap harus tepuk tangan. #LucuAja," tulis Fahri Hamzah, Senin (31/5/2021).

Pada cuitan lainnya, Fahri juga menyinggung aturan SP3, yang ditolak beberapa pegawai KPK.

Baca Juga: Tahu Tabiatnya Sudah Diketahui Sejak Zaman Kuliah, Sosok Ini Lebih Pilih Fahri Hamzah Ketimbang Fadli Zon Sampai Buat Hemly Yahya Heran

Seperti diketahui, aturan SP3 ini ada dari revisi UU KPK.

"Aturan-aturan baru semacam SP3 inilah yang kalian tolak. Kalian anggap kalian pasti benar, kalian pasti menang."

"Bahkan kalian berprinsip kalian tidak saja harus menang tapi yang lain harus kalah dan hancur. Inikah yang tidak lumrah di dunia hukum. Ini lumrah di dunia politik," tulisnya. (*)

Source : Tribunnews.com, Kompas TV, Twitter

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest