"Menjadi pegawai yang bekerja untuk kepentingan, atau dengan platform ASN," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini juga menyebut polemik soal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) hanya perkara teknis.
"Jadi ini saja yang tejadi. Soal tes dan sebagainya itu teknis. Tes psikologi itu kan beda dengen tes matematika."
"Tes psikologi kan memang ekstrim karena mencari reaksi kejiwaan kita terhadap suatu pressure, pertanyaan," jelasnya.
Selain itu, Fahri juga memberi komentar kepada pegawai KPK yang protes karena tak lolos TWK pada akun Twitternya, @Fahrihamzah.
Meski tak diucapkan secara gamblang, disinyalir tulisan Fahri merupakan surat terbuka bagi pegawai KPK tersebut.
Bagi Fahri, reaksi pegawai KPK yang tak lolos TWK itu berlebihan.
Hal itu, lanjut Fahri, malah mengungkap KPK sudah lama menjadi lembaga politik.
"Bereaksi berlebihan membuat kalian ketahuan bahwa selama ini memang lembaga penegak hukum itu telah lama menjadi lembaga politik yang penuh intrik dan persaingan."