"Kpal selam di dunia maksimal 500 meter untuk posisi yang tidak diizinkan menyelam lagi. Jadi kalau lebih 500 meter dia akan mengalami deformasi. apa deformasi? Misal ini aqua, ia langsung kayak kerupuk," kata Iwan.
Iwan kemudian menjelaskan mengapa KRI Nanggala pecah menjadi bagian-bagian kecil.
"Mengapa kok sampai terjadi pecahan-pecahan begini? Ingat beratnya (KRI Nanggala-402) adalah 1300 ton. Kalau diisi penuh dengan air dan lain-lain itu kurang lebih 1450 ton, dengan kecepatan yang ada, bisa 10 meter per detik."
"Setelah 300 meter, 400 meter ia akan mengalmi deformasi bentuk. Bayangkan kalau dia menghujam ke bawah, kira kira gimana? dengan kedalamn 830 dan kecepatan anggaplah 10 meter pe detik , kira-kira gimana," beber Iwan memberi gambaran.
Karena mengalami deformasi, lanjut Iwan, bagian-bagian kapal pun akhirnya terlepas.
"Kalau deformasi, dia akan meledak. Bagiannya bisa lepas , dia akan mengkerut. Ini terjadi pada kapal kita (KRI Nanggala 402,-Red). Sudah kecepatan tinggi, deformasi, kena dasar laut, maka akan terjadi pecahan-pecahan seperti ini," pungkasnya.
(*)