Sosok.ID - Presiden Rusia, Vladimir Putin akui menyesal tak bisa ikut membantu Indonesia saat KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang.
Bukan tanpa alasan, jarak negara menjadi penyebab sulitnya Rusia mengirim bantuan baik alat pelacak maupun tenaga ahli demi membantu pencarian KRI Nanggala-402.
Diketahui beberapa waktu lalu salah satu kapal selam Indonesia, KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak.
Beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Australia langsung mengirim bantuan untuk ikut mencari keberadaan KRI Nanggala-402.
Hal tersebut jadi penyesalan terbesar Vladimir Putin lantaran tak bisa membantu negara sahabatnya tersebut.
Rasa penyesalan dan simpati terhadap insiden tenggelamnya KRI Nanggala-402 tersebut diungkap oleh Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva baru-baru ini.
Dalam konferensi pers dengan sejumlah media, Rabu (28/4/2021) Lyudmila mengungkapkan rasa bela sungkawa dari Vladimir Putin untuk Indonesia.
Tak sampai di situ saja, Lyudmila juga menyampaikan pesan dari Putin untuk menawarkan bantuan lain mengenai kemiliteran pada Indonesia.
Melansir dari Kompas.com, sejumlah opsi tawaran bantuan pun disampaikan oleh Dubes Rusia tersebut.
“Kami menawarkan Indonesia bantuan yang diharap dapat mencegah insiden serupa terulang di masa depan, (bantuan berupa) sistem deteksi,” kata Lyudmila.
Tak hanya menawari alutsista militer baru bagi Indonesia yang baru saja kehilangan salah satu kapal selamnya.
Rusia juga menawarkan alat pendeteksi yang mampu mendeteksi dini ketika situasi seperti yang dialami KRI Nanggala-402 terjadi.
Selain itu secara resmi Vladimir Putin juga mengungkapkan rasa bela sungkawa kepadan Presiden Jokowi dan seluruh rakyat Indonesia, Senin (26/4/2021) kemarin.
Hubungan antar kementerian pertahanan dua negara ini memang terjalin cukup baik.
Bahkan sesuai penuturan Dubes Rusia, mereka siap bila Indonesia sewaktu-waktu membutuhkan bantuan termasuk dalam pengadaan senjata militer maupun pembelajaran strategi militer bagi tentara.
“(diskusi) Bukan hanya terkait pengadaan alutsista, tapi juga tentang kemungkinan pertukaran tentara indonesia ke akademi militer Rusia untuk mempelajari berbagai strategi pertahanan militer, tahun ini baik online dan offline,” kata dia.
Melansir dari Sosok.ID yang mengutip dari Harian Kompas, korps satuan kapal selam Indonesia memang memiliki hubungan cukup baik dengan Angkatan Laut Rusia bahkan sejak negara tersebut masih bernama Uni Soviet.
12 kapal selam pertama Indonesia diketahui dibeli dari Uni Soviet kala itu.
Bahkan tentara angkatan laut kala itu ada yang diberangkatkan ke Rusia demi mempelajari mengenai kapal selam.
(*)