Sosok.ID - Eksodus besar-besaran dari Warga Negara India ke Indonesia telah menciptakan keresahan masyarakat.
Pasalnya India saat ini diketahui sedang mengalami tsunami covid-19 yang parah.
Namun Indonesia malah kedatangan ratusan WN India di saat gelombang Covid-19 negara itu mengganas.
Terlebih, WN India di salah satu hotel di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/4/2021), diduga membuat kericuhan saat diminta isolasi Covid-19.
Melansir Tribun Jakarta, sekitar 60-an WN India diduga membuat kericuhan saat hendak dijemput Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 untuk isolasi.
Hotel tersebut kemudian dijaga ketat oleh aparat gabungan TNI dan Polri.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hengki Haryadi dan Dandim 0501/JP BS Kolonel (Inf) Luqman Arief juga terlihat di lokasi hotel untuk memeriksa situasi.
Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Pusat AKP Sam Suharto membenarkan kabar tersebut.
"Iya betul, ada pengamanan TNI dan Polri di lokasi," terangnya.
"Kami ingin memastikan keamanan warga negara India agar berjalan baik dan aman," jelas Sam.
Di sisi lain, Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak meminta pemerintah melakukan karantina selama 21 hari terhadap WN India yang sudah masuk ke Indonesia.
Gilbert khawatir, kemungkinan besar Indonesia akan kebobolan lagi dengan varian corona mematikan asal India jika tidak dilakukan karantina 21 hari.
Diketahui India saat ini sedang mengalami krisis kesehatan yang cukup parah.
Di India saat ini terdapat mutasi virus Covid-19 varian B.1.617 yang bermuatan mutasi ganda.
"Di sini perlu tegas, sejumlah 132 orang yang sudah masuk harus dikarantina minimum 21, kalau tidak kita akan kebobolan lagi," ujar Gilbert, Jumat (23/4/2021), dilansir dari Kompas.com.
Gilbert yang juga merupakan epidemiolog tersebut meminta pemerintah mengambil kebijakan tegas.
Baca Juga: Ingin Mudik di Tengah Pandemi, Ibu dan Anak Nekat Sewa Ambulans Bali - Jember, Begini Akhirnya!
Ia menyarankan agar penerbangan dari dan ke India ditutup demi mencegah penularan varian baru.
"Dilakukan tracing yang benar, digalakkan lagi 3M dengan pengawasan ketat," ucap dia.
Bahkan bila perlu, paspor India untuk sementara dihentikan terlebih dahulu.
"Indonesia harus tegas menutup penerbangan dari dan ke India, termasuk (untuk) paspor India sementara waktu," ucap dia.
Selain itu, dia juga meminta setiap stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta serius melakukan pengawasan.
"Bandara harus serius dengan pengawasan dari karantina supervisi," kata dia.
Diketahui, ratusan WN India tiba di Indonesia. Per 11 April hingga 22 April, terdapat 454 WN India yag masuk melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Terdapat kasus di mana WNA asal India sebelumnya sudah membawa surat negatif Covid-19, namun setelah diperiksa ulang ditemukan beberapa yang dinyatakan positif Covid-19. (*)