Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Myanmar, Anak-anak Terbunuh di Hari Paling Berdarah sejak Kudeta, 114 Warga Tewas di Tangan Militer

Rifka Amalia - Minggu, 28 Maret 2021 | 19:00
Ilustrasi - Kudeta Myanmar
Tangkapan layar/24h

Ilustrasi - Kudeta Myanmar

Sosok.ID - Pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan pada hari Minggu (28/3/2021), dikutip dari Reuters.

Hal itu disampaikan oleh saksi mata kepada orang-orang yang berkumpul untuk pemakaman salah satu dari 114 orang yang tewas pada hari sebelumnya, menandai sebagai hari protes paling berdarah sejak kudeta militer pada 1 Februari.

Reuters, disadur Sosok.ID melaporkan bahwa tidak ada laporan tentang korban dalam penembakan di pemakaman di kota Bago, dekat ibukota komersial Yangon.

"Saat kami menyanyikan lagu revolusi untuknya, pasukan keamanan baru saja datang dan menembak kami," kata seorang wanita bernama Aye, yang melayani Thae Maung Maung, seorang siswa berusia 20 tahun yang ditembak pada hari Sabtu.

Baca Juga: Makin Sadis, Junta Militer Myanmar Kini Kepergok Tembak Mati Bocah 7 Tahun yang Sedang Berlari Menuju ke Ayahnya, Begini Kronologinya!

"Orang-orang, termasuk kami, lari saat mereka melepaskan tembakan," lanjutnya.

Dua orang tewas dalam penembakan pada protes Minggu dalam insiden terpisah di tempat lain, kata saksi dan laporan berita setempat.

Satu orang tewas ketika tentara melepaskan tembakan ke sekelompok pengunjuk rasa di dekat ibu kota Naypyitaw, lapor berita Myanmar Now.

Sejauh ini pada hari Minggu tidak ada laporan tentang protes berskala besar di Yangon atau di kota kedua negara itu, Mandalay, yang menanggung paling berat dari korban pada hari Sabtu, Hari Angkatan Bersenjata Myanmar.

Baca Juga: Gegara Video Viral di TikTok, Myanmar di Ujung Perang Saudara Polisi dan Sipil Duel Senapan vs Pisau, Begini Kronologinya!

Pada protes paling berdarah Sabtu (27/3/2021), pemakaman diadakan di banyak tempat.

Setidaknya enam anak berusia antara 10 dan 16 tahun termasuk di antara mereka yang tewas pada hari Sabtu, menurut laporan berita dan saksi mata.

Source :Reuters

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x