Sosok.ID - Putra sulung dari Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan pasangannya Teguh Prakoso berhasil merebut kursi Wali Kota Solo dalam Pilkada 2020 melawan pasangan Bagyo Wahyono-Supardjo (Bajo).
Hal ini menandai berakhirnya masa jabatan pendahulunya, FX Hadi Rudyatmo.
Mantan Wali Kota Solo yang akrab disapa Rudy itu pun kembali ke rutinitas lamanya.
Di sisi lain, suara mesin las beradu dengan logam terdengar nyaring di sudut ruangan bengkel las di Pucangsawit, Solo.
Seorang lelaki mengenakan kaus dan topi dibalik, jauh dari penampilan perlente yang ternyata adalah FX Hadi Rudyatmo.
Ia kembali menjadi tukang las setelah pensiun dari jabatannya.
Rudy yakin pekerjaan lamanya tersebut tetap akan memberikan manfaat bagi orang banyak.
"Urip kui urup. Artinya hidup itu harus bermanfaat bagi sendiri maupun orang lain," kata Rudy, sapaan akrab Wali Kota Solo dua periode itu.
Sama-sama melayani masyarakat
Bagi dia, tak banyak yang berbeda dari peran tukang las dan wali kota.
Wali Kota melayani rakyat. Tukang las melayani warga yang datang ke bengkel.
Rudy menyebut, keduanya sama-sama melayani masyarakat.
"Menjadi wali kota melayani masyarakat. Saya jadi tukang las juga melayani masyarakat. Artinya jangan sampai menjadi wali kota itu merasa berkuasa. Namun, lebih kepada pelayan masyarakat," tutur dia.
"Setelah melayani masyarakat di rumah besar Pemkot Solo, saya akan melayani masyarakat di bengkel ini," lanjut dia.
Tidak ada jarak dengan masyarakat paling bawah
Bagi Rudy, purnatugas dan kembali ke masyarakat bukan sebuah persoalan.
Sebab pria yang menjabat sebagai Ketua DPC PDI-P Solo itu mengaku tak memiliki jarak dengan masyarakat.
"Saya selalu sampaikan, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Jadi tidak ada jarak antara masyarakat paling bawah dengan saya, tidak ada," tutur Rudy.
Kini ia memilih terjun dalam dunia mekanik karena memang sudah menjadi hobinya sejak dulu.
Mural "maturnurun"
Masih di kawasan tempat tinggalnya, di Pucangsawit Solo, sebuah lukisan mural wajah Rudy tertoreh.
Lukisan bertuliskan "Maturnurun" itu rupanya menjadi sebuah tanda terima kasih dari warga Solo.
Sejumlah bangunan ikon Solo pun menjadi latar lukisan, seperti Stadion Manahan, Bendung Tirtonadi hingga Tugu Keris.
Selain di Jalan Juanda, mural wajah Rudy juga tergambar di sekitar kawasan perempatan Ngarsopuro.
Pelukisnya ialah sejumlah seniman mural di Solo, salah satunya Irul Hidayat.
Bagi Irul, mural bisa mengekspresikan apa pun, dari kritik sosial hingga pesan terima kasih.
Seperti yang dibuatnya untuk sang wali kota dua periode tersebut.
"Ini sebagai bentuk ungkapan terimakasih atas pengabdian Pak Rudy selama ini bagi Solo," kata dia, Selasa (16/2/2021).
Irul juga memperlihatkan salah satu mural Rudy tengah menyapu dengan pakaian dinasnya.
"Kerja keras itu biasa beliau mulai dari hal-hal ringan dan sederhana, seperti menyapu. Sekaligus sebagai penanda sejarah, di Solo pernah memiliki figur wali kota yang unik, sederhana dan merakyat," tutur Irul.
Tak hanya mural, sejumlah spanduk ucapan terima kasih untuk Rudy juga terpasang di beberapa titik lokasi.
ASN menangis
Hari terakhir Rudy menjadi wali kota bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-276 Kota Solo.
Di hari itu, sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) menangis dalam apel terakhir bersama Rudy.
Suasana haru itu terjadi ketika Rudy mendatangi dan menyalami para ASN.
Bagi Bambang Harjanto, Kasubag Pendidikan dan Kebudayaan Kesra Setda Solo, Rudy merupakan pemimpin yang rendah hati.
"Saya merasa terharu karena beliau memimpin dengan hati. Lembah manah, andhap asor (rendah hati) dan tidak membedakan satu dengan yang lainnya," tutur Bambang.
Menanti kepemimpinan Gibran
Pengganti Rudy sebagai Wali Kota Solo adalah Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi.
Gibran dan wakilnya, Teguh Prakosa akan dilantik secara virtual di Balai Tawangarum Kompleks Balai Kota Solo, Jumat (26/2/2021).
Gibran mengaku akan meneruskan hal-hal baik yang dilakukan Rudy ketika menjabat menjadi wali kota.
Salah satunya, perihal kebiasaan Rudy menerima tamu di pagi hari.
"Saya sudah berkoordinasi dengan misalnya Bagian Umum. Pertanyaan yang paling awal saya tanyakan apa kebiasaan Pak Rudy."
"Pak Rudy bangun jam berapa, mulai menemui tamu jam berapa. Saya lihat jadwal beliau mulai menemui tamu jam 6," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/2/2021).
"Saya tegaskan ini jadwalnya jangan diubah kalau Pak Rudy sudah terbiasa menemui tamu jam 6, saya otomatis harus menyamakan jam 6 juga. Jam 7 berangkat Balai Kota harus disamakan semua," terang suami dari Selvi Ananda.
Gibran juga akan melanjutkan kegiatan Mider Projo yang kerap dilaksanakan Rudy setiap Jumat pagi.
Dalam kegiatan itu, wali kota biasanya berkeliling untuk memantau kondisi daerahnya.
(Kompas.com/Labib Zamani)