Menurut Thomas Blanton direktur Arsip Keamanan Nasional di Universitas George Washington, tahun 2002 menyebutkan, "seorang pria bernama Vasili Arkhipov menyelamatkan dunia."
Tahun 2007, setelah 19 tahun kematian Arkhipov, banyak pihak merasa berhutang budi atas tindakan heroiknya atas upayanya menyelamatkan umat manusia.
Kisahnya berawal ketika dunia dalam cengkeraman krisis misil Kuba ketika perwira Arkhipov berada di kapal selam B-59 Soviet di Karibia dengan intruksi menuju Kuba.
Namun, dalam beberapa hari terakhir ketegangan meningkat dengan pesawat mta-mata AS ditembak di atas Kuba sementara lainnnya tersesat dan menyimpang ke udara Soviet.
Tanggal 27 Oktober 1962, kapal selam Soviet ditemukan pasukan AS, mereka mulai menjatuhkan serangan kepada B-59, yang dimaksudkan sebagai tembakan peringatan.
Mereka dipaksa naik ke permukaan, tetapi mereka tidak mengtahui bahwa B-59 memiliki torpedo nuklir taktis dengan kekuatan bom seperti yang dijatuhkan di Hiroshima.
Para petugas berencana meluncurkan rudal tersebut tanpa menunggu persetujuan dari Moskow.
Karena percaya bahwa Perang Dunia III telah terjadi ia, kapten kapal selam Valentin Savitsky memerintahkan torpedo nuklir 10 kiloton dipersiapkan oleh B-59 kepada USS Rundolf.
Para kapten dari Soviet berkata, "Mungkin perang sudah dimulai, kita akan meledakkan mereka sekarang, kita akan mati.
"Tapi kita akan menenggelamkan mereka dan tidak akan membuat malu armada."