"Ini bukan pertama kalinya DF-26 berada di sana, tetapi pertama kali difoto oleh satelit," kata Zhou.
Zhou mengatakan DF-26 yang kuat tidak diperlukan untuk berurusan dengan India, sementara pangkalan Qingzhou di timur "hanya sekolah pelatihan pasukan roket" saja.
Mengingat jangkauannya, Zhou menyebut rudal DF-26 dapat menargetkan kapal perang asing jika mereka memasuki wilayah laut China.
"Tapi China tidak akan mengerahkan DF-26 ke garis depan dan pantai, karena akan lebih mudah ditemukan dan dihancurkan oleh rudal tomahawk yang dibawa kapal AS," katanya.
AS memang telah meningkatkan kehadirannya di Laut China Timur dan Laut China Selatan yang disengketakan dalam dua tahun terakhir.
Bahkan telah mengirim dua kelompok pemogokan kapal induk dan kelompok pemogokan ekspedisi ke wilayah tersebut untuk kebebasan operasi navigasi sejak pekan lalu, menurut Angkatan Laut AS.
Komentator militer dan mantan instruktur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Song Zhongping mengatakan, "Tujuan akhir China adalah mengusir kapal induk AS sejauh mungkin."
Dalam uji coba pada Agustus, Pasukan Roket China meluncurkan rudal DF-26 dari provinsi barat laut Qinghai untuk menargetkan kapal yang bergerak di Laut China Selatan.
Sementara itu menurut FAS dan Chang, DF-26 sebelumnya telah dikerahkan ke setidaknya empat lokasi lain di China. (*)